7 Fakta Sir Arthur Conan Doyle, Sang Pencipta Detektif Sherlock Holmes

7 Fakta Sir Arthur Conan Doyle, Sang Pencipta Detektif Sherlock Holmes

Tia Agnes - detikHot
Jumat, 20 Mei 2022 17:29 WIB
Sir Arthur Conan Doyle, Pencipta Sherlock Holmes
7 fakta soal Sir Arthur Conan Doyle, sang pencipta Sherlock Holmes. Foto: Wikipedia/ Istimewa
Jakarta -

Bagi pencinta kisah detektif nama Sir Arthur Conan Doyle pastinya sudah dikenal. Salah satu karakter rekaannya yakni detektif Sherlock Holmes sukses diadaptasi ke berbagai medium sampai layar lebar.

Tepat bulan ini, sosok Sir Arthur Conan Doyle juga dirayakan sebagai hari lahirnya pada 22 Mei 1859. Dia dikenal sebagai pengarang cerita fiksi kebangsaan Inggris, Sherlock Holmes.

Ada sebuah fakta yang mengungkap proses penciptaan Sir Arthur Conan Doyle. Berikut di antaranya, seperti dirangkum detikcom:

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

1. Tercipta pada 1886

Pada 1886, Sir Arthur Conan Doyle menciptakan tokoh Sherlock Holmes yang diilhami dari Dr. Joseph Bell, salah satu dosennya.

Cerita pertama yang berjudul A Study in Scarlet atau dalam bahasa Indonesia yakni Penelusuran Benang Merah ini diterima publik dengan baik. Sayangnya, detektif Sherlock Holmes baru tenar di 1891 ketika ia menulis serial petualangan Sherlock Holmes bersama sahabat setianya, Dr. Watson, dalam bentuk kompilasi cerita pendek.

ADVERTISEMENT

2. Mengarang Cerita

Di balik karakter Sherlock Holmes yang cerdas namun juga arogan, sang penciptanya diketahui berprofesi sebagai dokter. Sir Arthur Conan Doyle hidup dari keluarga miskin.

Dia sekolah kedokteran dengan biaya dari saudaranya yang kaya raya. Jiwa sang novelis yang bebas dan cenderung pemberontak tidak disukai sekolah. Selama bersekolah, ia gemar mengarang cerita.

Sir Arthur Conan Doyle pun menjadi dokter dan masuk ke Universitas Edinburgh di jurusan Kedokteran. Sepanjang kuliah, ia masih menulis cerpen dan mengirimkan ke media-media.

3. Bermimpi Jadi Penulis

Sir Arthur Conan Doyle tak melupakan mimpinya untuk menjadi seorang penulis. Usai kembali dari petualangan sebagai dokter di kapal pesiar yang menuju Kutub Utara, dia akhirnya pulang kampung.

Pada Maret 1886, dia memutuskan menuliskan cerita pertamanya. Meski begitu, cerpen mengenai detektif Sherlock Holmes itu mendapat cibiran para pembaca.

4. Empat Novel Sherlock Holmes

Sampai akhir hayatnya pada Juli 1930, Sir Arthur Conan Doyle telah menulis kisah Sherlock Holmes dalam 4 novel.

Di antaranya berjudul A Study in Scarlet, The Sign of The Four, The Hound of the Baskervilles, dan The Valley of Fear. Selain novel, 56 cerita pendek Sherlock Holmes juga diterbitkan dalam 5 buku antologi, yaitu The Adventures of Sherlock Holmes, The Memoirs of Sherlock Holmes, The Return of Sherlock Holmes, His Last Bow, dan The Case-Book of Sherlock Holmes.

(Baca halaman berikutnya soal 3 fakta lainnya dari pengarang Sir Arthur Conan Doyle)

5. Sherlock Holmes

Ternyata sepanjang menerbitkan lebih dari 50 cerpen Sherlock Holmes, Sir Arthur Conan Doyle pernah 'mematikan' karakternya.

Ia menerbitkan cerpen perdananya A Study in Scarlet yang terbit setahun sekali dalam Majalah Inggris Beeton's Christmas Annual. Dilanjutkan dengan cerpen berkala sejak 1891 di Majalah The Strand.

Dalam salah satu cerpen yang berjudul The Final Problem pada 1893, Sir Arthur Conan Doyle pernah 'mematikan' Sherlock Holmes dan musuh utamanya, James Moriarty.

Publik diketahui marah karena ia 'membunuh' Sherlock Holmes dan memintanya kembali hidup. Dalam novel The Hound of Baskervilles, Sherlock Holmes pun hidup lagi.

6. Gelar Bangsawan

Arthur Conan Doyle mendapat gelar bangsawan (Sir) pada 1902 atas karya-karya yang berhasil diterbitkannya. Raja Edward VII di Istana Buckingham yang memberikan penghargaan tersebut.

Namanya pun kini dikenal menjadi Sir Arthur Conan Doyle. Dalam berbagai literatur, ia diketahui menolak menggunakan gelar bangsawan untuk nama penanya.

Sebagai seorang petualang, ia telah menjelajah ke berbagai tempat seperti Arktik, Afrika Barat, Greenland, Pegunungan Alpen, New Zealand, dan lain-lain.

7. Anut Spiritualisme

Di akhir hayatnya, dalam berbagai literatur ia disebut menganut paham spiritualisme. Yakni kepercayaan yang meyakini orang yang telah mati dapat berkomunikasi dengan orang mati.

Sir Arthur Conan Doyle meninggal pada 7 Juli 1930 di Crowborough, Sussex Utara, di usia 71 tahun.



Simak Video "Video: Belajar Tari Jaipong di Kongsi8 x Sucitta Art"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads