Februari menjadi bulannya Pramoedya Ananta Toer. Jika sastrawan kelahiran Blora itu masih hidup, maka tanggal 6 Februari dia berumur 97 tahun.
Pada 6 Februari 1925, pria yang akrab disapa Pram itu lahir. Dia dikenal luas sebagai salah satu pengarang paling produktif dalam sejarah sastra Indonesia.
Dalam Wikipedia disebutkan, Pram berhasil melahirkan lebih dari 50 kaya dan diterjemahkan ke dalam lebih 42 bahasa asing. Salah satu karyanya yang terkenal dan mendunia adalah Tetralogi Buru.
Berikut 5 fakta soal Pramoedya Ananta Toer, mulai dari kontroversi Bumi Manusia ketika difilmkan sampai fakta-fakta karyanya yang (mungkin) tidak diketahui publik, di antaranya:
1. Kontroversi Film Bumi Manusia
Ketika Falcon Pictures mengumumkan bakal mengadaptasi novel Bumi Manusia menjadi film, para pembaca setia Tetralogi Buru takut karya Pram bakal rusak. Adaptasi film yang disutradarai Hanung Bramantyo itu pun menuai kontroversi.
![]() |
Menurut putri Pram, Astuti Ananta Toer, ketika diwawancarai detikHOT mengatakan Pram bakal menyukai versi adaptasinya.
"Pastinya Pak Pram akan senang dengan film 'Bumi Manusia' dan Perburuan'," ujar putri Pram, Astuti Ananta Toer ditemui di kediaman kawasan Utan Kayu Utara, Jakarta Timur pada Agustus 2019.
2. Jalan Pajang Bumi Manusia Diadaptasi
Putri Pram, Astuti Ananta Toer mengatakan rencana penggarapan film Bumi Manusia sudah direncanakan sepulang ayahnya dari Pulau Buru.
Penantian tersebut sudah dimulai puluhan tahun lalu, sejak pertama sutradara Oliver Stone menawar 'Bumi Manusia' agar difilmkan.
Tak berhenti sampai Oliver Stone, 'Bumi Manusia' juga pernah direncanakan difilmkan oleh Bola Dunia dan Elang Perkasa.
![]() |
"Tawaran dari Bola Dunia terputus, akhirnya Pak Pram memutuskan mengirim surat dan tidak ada jawaban apa-apa. Dengan Bola Dunia tidak diteruskan, lalu tahun 2004 ada Elang Prakasa yang menandatangani kesepakatan pembuatan film," ujar Astuti ditemui di kediaman Pram, Jalan Multikarya II, Utan Kayu Utara, Jakarta Timur, belum lama ini.
Bersama Elang Prakasa pun tak ada kepastian. Akhirnya Falcon Pictures maju bertemu dengan keluarga Pram dan obrolan pun terjadi. Awalnya dia tidak tahu siapa Falcon Pictures tapi setelah mencari tahu, pihak keluarga merasa klik.
"Akhirnya berbicara panjang lebar dan penandatanganan kontrak di tahun 2014," terang Astuti.
3. Pram Kembali Populer
Setelah film Bumi Manusia tayang, nama Pramoedya Ananta Toer kembali melejit. Titimangsa Foundation membangkitkan kembali jiwa Pram lewat seni pertunjukan, ada juga pameran arsip Jejak Langkah Pram yang digelar pada Agustus 2019.
Jejak Langkah Pram menjadi pameran alternatif untuk melihat sejarah bangsa Indonesia. Publik bisa melihat mesin ketik kesayangan Pram, dokumentasi kliping media massa tentang novel Bumi Manusia sampai cetakan novel edisi terjemahan berbagai bahasa lain.
(Baca halaman berikutnya)
Simak Video "Daftar Film soal Perjuangan, Cocok untuk Momen HUT RI ke-77"
[Gambas:Video 20detik]