Buku Sajak Aan Mansyur Raih Kusala Sastra Khatulistiwa 2021

Buku Sajak Aan Mansyur Raih Kusala Sastra Khatulistiwa 2021

Tia Agnes - detikHot
Minggu, 21 Nov 2021 11:55 WIB
Kusala Sastra Khatulistiwa 2016
Buku sajak Aan Mansyur raih Kusala Sastra Khatulistiwa 2021 Foto: Istimewa/ Kusala Sastra Khatulistiwa
Jakarta -

Buku kumpulan sajak M Aan Mansyur yang berjudul Mengapa Luka Tidak Memafkan Pisau berhasil memenangkan penghargaan bergengsi di dunia sastra. Setiap tahunnya, Kusala Sastra Khatulistiwa 2021 mengumumkan dua pemenang dari kategori puisi dan prosa.

Selain buku sajak Aan Mansyur, di kategori prosa dimenangkan oleh Erni Aladjai lewat novel berjudul Haniyah dan Ala di Rumah Teteruga.

Pendiri Kusala Sastra Khatulistiwa yang sebelumnya bernama Khatulistiwa Literary Award, Richard Oh, sebelumnya mengatakan dalam video penganugerahan ucapan selamat kepada para pemenang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kepada semua pemenang, kami mengucapkan selamat. Selamat untuk berkarya dan berkreasi agar tetap ada dalam lingkungan dan dunia kreativitas sastra," ungkap Richard Oh, seperti dilihat detikcom.

Ketua tim juri Kusala Sastra Khatulistiwa 2021, Zeffry Alkatiri mengatakan para nominasi yang masuk penghargaan tahun ini sebagian besar diwakili oleh mereka yang memanfaatkan latar sejarah dan kedaerahan di tempat tinggalnya.

ADVERTISEMENT

"Dari sekian banyaknya nominasi yang paling menonjol adalah tema konflik sosial dengan latar belakang kedaerahan," katanya.

Pemenang kategori prosa tahun ini, lanjut dia, memperlihatkan sejarah perkebunan cengkeh di sebuah desa di Maluku. Di dalamnya terdapat cerita dampak kultural dan ekonomi di era kolonialisme, Orde Baru sampai era Reformasi dalam bayangan semu.

"Buku ini juga menyampaikan metodologi etnografis, melalui penyajian deskriptif realistis. Berusaha menyajikan frasa-frasa yang secara efisien dan lancar sehingga tidak membuat beban berat bagi pembaca," terangnya.

Untuk kategori puisi, Zeffry Alkatiri mengatakan kumpulan sajak Aan Mansyur mampu menghadirkan variasi beragam bentuk dan konten dalam bentuk masyarakat urban. Dengan mempertanyakan aspek sosial dan kota dari tempat tinggal penulis.

"Meski hanya sekadar mempertanyakan tapi paling tidak sudah memperlihatkan kehidupan kota yang bergerak ke berbagai arah tanpa diduga oleh kebanyakan orang," katanya.

Salah satu kelebihan buku sajak Aan Mansyur, lanjutnya, adalah memperlihatkan pengamatan dalam kacamata etnografis, khususnya dalam tajuk perkembangan kota Makassar yang sedang bergeliat.

"Kumpulan sajak ini menjadi variasi berbagai bentuk yang membentuk kesatuan pesan," tukasnya.




(tia/pus)

Hide Ads