Sally Rooney Tolak Bukunya Terbit di Israel, Giliran Penerbit Balik Boikot

Tia Agnes - detikHot
Senin, 08 Nov 2021 15:05 WIB
Sally Rooney tidak mau menerbitkan bukunya ke dalam bahasa Ibrani di Israel. Foto: Getty Images/Tristan Fewings
Jakarta -

Kisruh penerbitan buku-buku Sally Rooney dengan penerbit di Israel semakin meluas. Setelah novelis Normal People menolak bukunya diterjemahkan ke dalam bahasa Ibrani dan rilis di Israel, kini giliran penerbit yang balik memboikotnya.

Penulis berusia 30 tahun itu mengatakan bulan lalu, tidak mau bermitra dengan penerbit Ibrani. Dengan tegas, dia menjauhkan diri dari Israel yang tidak mendukung hak-hak rakyat Palestina.

Hal itu memicu reaksi marah di Israel. Dilansir dari AP, Senin (8/11/2021), jaringan buku bernama Steimatzky yang memiliki 130 cabang menghapus karya-karya Sally Rooney dari situs website-nya, termasuk judul novel terbaru Beautiful World, Where Are You.

Jaringan buku lainnya, Tzomet Sfarim yang memiliki 90 cabang menghentikan pemasaran online novel Normal People milik Sally Rooney yang terbit tahun 2018.

Dua toko buku besar di Israel juga menghentikan penjualan buku-buku Sally Rooney.

Berbeda halnya dengan Modan Publishing House yang menerjemahkan karya-karya sang novelis mengatakan tetap menjual buku-bukunya meski ada perbedaan sikap terhadap Israel.

"Kami tidak mendukung boikot budaya, oleh karena itu kami akan terus menjual karya Sally Rooney seperti biasanya," kata juru bicara Tali Thelet.

Manajer toko buku pendidikan di Yerusalem Timur, Ahmad Muna, mengatakan tetap menjual novel-novelnya Sally Rooney.

"Saya pikir pernyataan yang dia buat tentang tidak ingin bukunya diterbitkan oleh penerbit Israel telah membuka banyak minat dari pembaca," katanya.

Nama Sally Rooney mencuat setelah kabar menolak terjemahan novel terbarunya ke dalam bahasa Ibrani di Israel. Pada September 2021, novel terbarunya Beautiful World, Where Are You rilis dan menjadi terlaris nomor satu di Amazon.

Dalam sebuah wawancara, Sally Rooney mengemukakan alasan menolak terjemahan bahasa Ibrani. Alasannya hanya satu, ia mendukung gerakan Boikot, Divestasi, dan Sanksi (DBS) yang dipimpin Palestina.

BDS menyerukan boikot budaya, ekonomi, dan akademik penuh terhadap Israel karena penindasan ilegalnya terhadap hak-hak Palestina.

"Untuk saat ini, saya memilih untuk tidak menjual hak terjemahan ini ke penerbit yang berbasis di Israel," kata Sally Rooney dilansir dari Aljazeera

Menurutnya, keputusan tersebut pastinya bakal memicu pro dan kontra. Apalagi konflik Israel dan Palestina seakan tak pernah berakhir.

Kelompok Israel dan internasional termasuk Human Rights Watch menuduh Israel melakukan kejahatan aparteid terhadap Palestina. Tapi pemerintah Israel dan masyarakatnya menolak tuduhan tersebut.



Simak Video "Video: Rekomendasi Buku untuk detikers di Hari Buku Nasional 2025"

(tia/dal)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork