Bocah berusia 15 tahun mendapatkan penghargaan dari Museum Rekor - Dunia Indonesia (MURI) sebagai penulis novel muda dengan bahasa Inggris. Buku bergenre petualangan dan fantasi tersebut berjudul The Bounty Hunter dengan lima belas cerita di dalamnya.
"Rylen (penulis buku berusia 15 tahun) ini tercatat sebagai rekoris MURI yang ke 9878 sebagai The Youngest Male Novel Writer in English, yaitu penulis novel bahasa Inggris dalam pria termuda usianya yang 15 tahun," jelas perwakilan MURI, Ari Andriani usai memberikan penghargaan simbolis kepada Rylen di Aula PT Saniharto Enggalhardjo, Desa Loireng, Kecamatan Sayung, Demak, Sabtu (27/3/2021).
The Bounty Hunter yang menceritakan seorang anak yatim dengan keahlian memanah tersebut menjadi "tawanan" raja setelah melakukan perburuan liar demi bertahan hidup. Singkat cerita anak tersebut dipercaya raja menangkap maling yang meresahkan warga setempat. Penulis The Bounty Hunter, Rylen Farrell Kusnanto mengaku inspirasi penokohan dalam cerita tersebut dari teman-temannya dan berbagai kerabat dekat serta adiknya di tengah pembelajaran online pandemi COVID-19.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Keinginan menulis cerita ini muncul dengan tiba tiba, secara penokohan cerita terinspirasi dari temen-temen, sepupu, dan adik juga. Masa sekolah online waktunya lebih luang, Desember 2017 pernah menulis kemudian Desember 2020 lalu baru terfikir untuk menerbitkan novel. Kemudian terkumpullah kumpulan cerpen ini," sambung Rylen.
Anak pertama, dua bersaudara dari pasangan Mevilia Enggalhardjo dan Johnny Junaydy Kusnanto Putra tersebut, mengidolakan penulis Harry Potter JK Rowling. Dirinya menyebut tidak menemukan penulis yang ia sukai selainnya, meskipun beberapa serial petualangan dan fantasi lainnya juga telah ia tamatkan. Dirinya menyebut seperti halnya serial Percy Jackson and The Olympians dari penulis Rick Riordan, The Land of Stories dari penulis Chris Colfer, hingga The Hunger Games Suzanne Collins's.
"Belum menemukan penulis lain yang saya suka seperti halnya JK Rowling," tutur Rylen.
Rylen mengaku sejak taman kanak-kanak dan sekolah dasar di sekolah internasional membuatnya terbiasa membaca bacaan bahasa Inggris. Hal tersebut juga merupakan faktor dirinya membuat buku berbahasa Inggris.
"Kalau di rumah komunikasinya campur, ya bahasa Inggris, Indonesia, Jawa," terang Rylen kelas 9 SMP Pangudi Luhur Domenico Savio Semarang tersebut.
Selain itu Rylen mengaku juga telah mengirimkan naskah karya selanjutnya ke penerbit makro, Gramedia. Rylen menyebut genre buku selanjutnya hampir serupa yaitu petualangan dan fantasi.
"Di ulang tahun saya ini saya berharap dapat konsisten menulis dan mencoba genre yang lain juga," jelas bocah pengarang The Bounty Hunter dari penerbit Lovrinz di Cirebon itu.
(doc/doc)