Joko Pinurbo Tak Sangka Buku Puisi Bisa Populer di Pasaran

Joko Pinurbo Tak Sangka Buku Puisi Bisa Populer di Pasaran

Tia Agnes - detikHot
Selasa, 09 Mar 2021 10:57 WIB
Penyair asal Yogyakarta Joko Pinurbo
Penyair asal Yogyakarta Joko Pinurbo Foto: @sastragpu/ Joko Pinurbo
Jakarta -

Penyair Joko Pinurbo baru saja menerbitkan dua buku kumpulan puisi yang ditulisnya sepanjang pandemi pada 2020. Dua buku puisi terbaru itu diapresiasi pembaca sampai cetak ulang yang keduanya kalinya.

Penyair yang berdomisili di Yogyakarta itu tak menyangka kalau buku puisi di Indonesia bisa populer sampai dicetak ulang khususnya di masa pandemi.

"Keraguan saya mendapatkan respons sebaliknya. Karya saya mendapat sambutan yang baik dari pembaca, sangat baik untuk ukuran saya. Buat dua buku puisi ini," kata Joko Pinurbo saat peluncuran dua buku puisi secara virtual, akhir pekan lalu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pria yang akrab disapa Jokpin menceritakan kisahnya saat terpilih sebagai tokoh pilihan versi Majalah TEMPO. Saat itu, ia mendapat pertanyaan dari wartawan mengenai posisi buku puisi di industri Tanah Air sulit menjadi terpopuler.

Di masanya, Joko Pinurbo mengaku buku puisi terbilang sulit laku di pasaran. Karyanya pun dianggap bombastis kala itu.

ADVERTISEMENT

"Saya yang sudah hidup puluhan tahun sebagai penyair dan memang itu susah waktu itu. Ternyata apa yang saya katakan dengan sangat yakin dan percaya diri itu terbukti di kemudian hari dengan sambutan yang luar biasa terhadap karya Sapardi Djoko Damono sampai Aan Mansyur.

"Bahkan bisa dicetak puluhan kali," ujarnya singkat.

Termasuk salah satu buku kumpulan puisi ciptaan Jokpin yang berjudul Selamat Menunaikan Ibadah Puisi yang terbit pada 2016. Buku puisinya bisa dicetak sampai berkali-kali.

"Saya sudah menembus apa yang saya katakan 20 tahun lalu dalam wawancara saya dengan Majalah TEMPO. Ternyata puisi bisa menembus kalangan yang lebih luas lagi," kata novelis Srimenanti tersebut.

Dia pun terkejut ketika buku puisi Salah Piknik yang diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama sudah cetak kedua kalinya. Sama halnya dengan buku puisi Sepotong Hati di Angkringan yang dirilis DIVA Press.

"Ini mengejutkan dan berada di luar dugaan saya. Buku puisi bisa dinikmati di masa pandemi. Pasar untuk buku sastra tetap terbuka," tukasnya.




(tia/dar)

Hide Ads