Hasan Aspahani Garap Buku soal Sajak-sajak Sapardi Djoko Damono

Hasan Aspahani Garap Buku soal Sajak-sajak Sapardi Djoko Damono

Tia Agnes - detikHot
Senin, 26 Okt 2020 14:09 WIB
Sapardi Djoko Damono
Hasan Aspahani sedang menggarap buku tentang sajak Sapardi Djoko Damono Foto: detikcom
Jakarta -

Sepeninggal sastrawan Sapardi Djoko Damono, ada banyak proyek sang penyair maupun kerabat terdekat yang tertentu. Salah satunya adalah garapan Hasan Aspahani.

Hasan Aspahani yang dikenal sebagai penulis biografi sastrawan Chairil itu tengah menggap proyek buku yang mengulas tentang sajak Sapardi Djoko Damono. Proyek itu sudah dimulai sekitar 2017 saat Sapardi Djoko Damono masih hidup.

"Ini sebenarnya pekerjaan paling gila seputar karya-karya Pak Sapardi Djoko Damono. Bukan biografi tapi lebih kepada mengulas karya-karya sajak Bapak," tutur Hasan Aspahani saat Live Instagram di peringatan 100 harian Sapardi Djoko Damono akhir pekan lalu, seperti dilihat detikcom.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Hasan Aspahani, menulis proyek buku tersebut memang tidak buru-buru.

"Kalau Bapak tidak membuka pintu, saya nggak mungkin masuk dan mengulasnya. Setelah aku menulis Chairil, bapak kan kasih endorsement di buku itu, beliau suka. Kata bapak, yang seharusnya ditulis sastrawan ya kayak begini," cerita Hasan.

ADVERTISEMENT

Pada 2017, ketika Hasan Aspahani meminta izin untuk menggarap proyek buku soal Sapardi Djoko Damono, penulis Pena Sudah Diangkat, Kertas Sudah Mengering itu menceritakan momen yang tak terlupakan.

Saat itu, Hasan mencoba meminta izin kepada penyair Hujan Bulan Juni. "Saya bilang mau menulis tentang bapak. Eh kata bapak, oh nggak perlu itu. Orang hanya perlu tahu sajak-sajakku, kalau kamu mau nulis soal itu, ya aku oke," kenangnya.

Dari situ, mulailah penggarapan buku soal sajak-sajak Sapardi Djoko Damono. Hasan mulai menuliskan satu bab, lalu tiga bab, dan sampai sekarang prosesnya masih berjalan.

"Akhirnya setelah 3 bab dulu, beliau mengizinkan sampai bapak pernah bilang mau ajak ke rumahnya di Solo. Rencana itu yang belum terlaksana. Kata bapak, nanti ke rumahku di Solo ya, kamu pasti bisa melihat di mana puisiku terinspirasi karena di rumah itulah aku paling intens menulis," tutur Hasan.

Di masa SMA itu, lanjut Hasan, Sapardi Djoko Damono berkawan akrab dengan pelukis Jeihan Sukmantoro. Mereka berdua berjanji seumur hidup semati sampai maut memisahkan.

"Di situ saya jadi tahu, bapak tidak banyak sahabatnya, tapi dengan Jeihan sudah seperti saudara sehidup semati," tukasnya.




(tia/dar)

Hide Ads