Akademi Swedia sebagai komite yang memilih pemenang Hadiah Nobel menetapkan penyair asal Amerika, Louise GlΓΌck, sebagai peraih Nobel Sastra 2020. Apa kata penyair perempuan tersebut?
Dalam sebuah wawancara telepon bersama pihak Hadiah Nobel, Adam Smith, Louise GlΓΌck mengaku terkejut dan sama sekali tidak menyangkanya.
"Saya merasa ini terlalu baru (beritanya), terlalu cepat," ucapnya, dilansir dari media sosial Nobel Prize, Jumat (9/10/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Louise GlΓΌck mengatakan, "Pikiran pertama saya adalah, saya tidak akan punya teman karena kebanyakan teman saya adalah penulis. Tapi kemudian saya berpikir, itu tidak akan terjadi. Ini (beritanya) terlalu baru, kamu tahu? Saya tidak tahu arti (Nobel Sastra) bagi saya."
Tapi ia turut bahagia karena mendapatkan penghargaan bergengsi yang diakui dunia.
"Ini suatu kehormatan yang besar. Ada penerima Nobel yang tidak saya kagumi tapi saya memikirkan apa yang saya lakukan selama ini," lanjut Louise GlΓΌck.
Sambil berkelakar, Louise GlΓΌck mengatakan hadiah yang didapatkan sekitar Rp 16,6 miliar akan membantunya untuk membeli sebuah rumah di Vermont, New England, AS.
"Tapi saya juga prihatin dengan pelestarian kehidupan sehari-hari, dengan orang yang saya cintai. Itu mengganggu. Telepon berdering sekarang, berdecit di telingaku," katanya.
Perempuan bernama lengkap Louise Elisabeth GlΓΌck adalah penyair dan penulis esai asal Amerika. Dia telah memenangkan banyak penghargaan sastra termasuk Medali Kemanusiaan Nasional, Hadiah Pulitzer, Penghargaan Buku Nasional, sampai Haidah Bollingen.
Louise GlΓΌck lahir pada 22 April 1943 di kota New York dan dibesarkan di Long Island. Saat sekolah menengah, dia mengidap anoreksia nervosa sejak remaja. Sepanjang kariernya, ia sukses menerbitkan 12 buku kumpulan puisi dan puluhan esai.
Ketika ditanya, pembaca harus membaca karyanya yang mana terlebih dahulu, Louise GlΓΌck malah menyarankan mereka untuk tidak membaca bukunya.
![]() |
"Kecuali jika mereka ingin merasa terhina. Tapi segala sesuatu mungkin saja menarik bagi mereka (pembaca pemula). Saya suka karya saya baru-baru ini. Averno akan menjadi tempat yang baik untuk memulai atau buku terakhir saya Faithful and Virtuous Night," tukasnya.
Ketua Komite Nobel, Anders Olsson, menuturkan Louise GlΓΌck mencari universalitas dalam setiap puisi-puisinya.
"Dia mencari universalitas. Tiga karakteristik bersatu dalam karyanya: ada topik keluarga, kecerdasan yang keras tapi juga menyenangkan, dan rasa komposisi yang halus dalam setiap syairnya," ucap Anders Olsson, saat membacakan pemenang Nobel Sastra 2020 secara virtual.
(tia/dar)