Sampah limbah plastik menjadi salah satu material yang dipakai oleh perupa Eko Nugroho selama beberapa tahun terakhir. Kini Eko Nugroho menampilkan karya seni terbarunya di ajang ART SG yang berlangsung mulai esok di Marina Bay Sands Expo and Convention yang disajikan oleh UBS.
Di edisi kedua ART SG, lebih dari 100 galeri seni internasional dan Asia bakal memeriahkan pameran seni terkemuka di Asia Tenggara.
Dalam ART SG, koleksi seni UBS menampilkan proyek seni interaktif berjudul We Are Here Now yang dibuat 2023. Karya seni tersebut menampilkan produksi sampah limbah plastik yang ditampilkan di UBS Art Studio lantai 1.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Karya seni instalasinya menampilkan dua patung topeng berwarna cerah yang terbuat dari bahan daur ulang dan satu patung berfungsi sebagai kanvas kosong. Instalasi ini juga bisa mengundang partisipasi pencinta seni.
Pengunjung pameran diundang untuk mengenakan topeng dan berpose untuk foto Polaroid, yang nantinya ditempelkan pada patung. Melalui karya tersebut, Eko Nugroho mengajak pencinta seni pentingnya untuk melindungi lingkungan.
![]() |
Menurut Eko Nugroho, masyarakat harus bertanggung jawab atas apa yang dilakukan dan semua sampah plastik yang dihasilkan.
"Kami bertanggung jawab atas apa yang kami lakukan, bertanggung jawab terhadap semua sampah plastik yang kami hasilkan. Dalam beberapa hari ke depan, We Are Here Now akan menjadi sebuah proyek yang diselesaikan dengan keterlibatan dan kesadaran masyarakat atau sebuah simbol tanggung jawab kita bersama, mewakili komitmen kita bersama untuk menemukan solusi dan memutus siklus," kata Eko Nugroho dalam keterangan yang diterima, Kamis (18/1/2024).
Karya seni instalasi dan interaktif We Are Here Now, lanjut Eko, menjadi sebuah ruang aktivasi publik di lantai 1 ajang ART SG.
![]() |
"Instalasi ini mengatasi produksi limbah yang tidak terkendali sekaligus menyerukan tindakan," sambungnya.
Di UBS Lounge, Eko Nugroho juga menampilkan Hands with Sunrise yang berfokus pada kesadaran pada lingkungan yang juga dibuat dari bahan daur ulang. Karya seni yang diciptakan secara kolektif oleh Eko Nugroho dan komunitas lokal di Yogyakarta sudah berkolaborasi sejak 2007.
"Melalui Hands with Sunrise, saya berharap dapat membangkitkan rasa optimis dan menyampaikan bahwa tangan kita benar-benar memegang matahari, melambangkan kemungkinan-kemungkinan cerah yang ada di masa depan kita," kata Eko Nugroho.
Dia juga memajang Love #2 (2019 yakni lukisan bordir tentang dua sosok yang bergandengan tangan di bawah sinar bulan dan menampilkan optimisme hingga cinta.
Selain aktif sebagai seniman sejak menjadi mahasiswa di ISI Yogyakarta, Eko Nugroho awalnya dikenal sebagai pegiat komunitas komik 'Daging Tumbuh', terutama dengan menerbitkan sendiri komik berjudul sama secara reguler dengan semangat Do-It-Yourself.
(tia/pus)