Seniman visual yang telah mendunia itu menggambarkan figur manusia ditutup topeng. Tapi topeng-topeng yang digambarkannya tak biasa, dan hanya menyisakan mata di bagian atas.
"Sosok di balik sesuatu itu punya konotasi ke topeng," katanya kepada detikcom, belum lama ini.
Baca juga: Simbol Mata hingga Identitas ala Eko Nugroho |
Menurut keterangan Eko Nugroho, topeng-topeng ini memiliki karakter atau simbol yang menarik.
"Kalau ditarik ke budaya kita orang Indonesia, budaya verbal itu lebih kuat dan budaya membaca lebih sedikit. Budaya verbal itu selalu diiringi oleh topeng," kata seniman yang pernah muncul dalam scene film Ada Apa Dengan Cinta? 2.
"Ada banyak seni tradisi yang punya topeng, mencerminkan sifat dan cerita itu tersendiri. Itu yang saya riset dan masih saya eksplorasi sejak kuliah sampai sekarang," sambungnya lagi.
![]() |
Seniman yang berdomisili di Yogyakarta itu melanjutkan dari simbol mata sampai topeng, Eko menghubungkannya menjadi satu benang merah yakni identitas. Figur melalui simbol identitas itulah yang dihadirkan dalam 12 patung yang kini tengah dipamerkan.
Ada simbol patung keadilan, kesejahteraan, kebudayaan, keseimbangan sampai idealisme. "Di satu sisi hal-hal yang menjadi mulia juga bisa menghancurkan kita. Atas nama keadilan, bisa menjadi ketidakadilan buat yang lain, atas nama kesejahteraan juga begitupun sebaliknya. Itulah hidup," katanya.
Eko Nugroho menghadirkan We are Human yang berskala monumental berupa robot berbentuk bola dengan lima kaki. Di sekeliling area galeri, ada 6 patung seukuran manusia yang membicarakan seputar relasi kuasa yang dialami pekerja yang dapat lebih jauh dimaknai sebagai bentuk perbudakan.
Lihatlah topeng yang dikenakan, ada topeng yang menjuntai seperti gurita, ada juga yang dibuat menumpuk seperti ular, namun topeng-topeng itu menyisakan kedua mata di bagian wajah.
Tertarik melihat karya-karya Eko Nugroho?
(tia/dar)