3 Fakta Pentas Teater Ariyah dari Jembatan Ancol

3 Fakta Pentas Teater Ariyah dari Jembatan Ancol

Tia Agnes Astuti - detikHot
Jumat, 28 Jul 2023 13:24 WIB
Pementasan Ariyah dari Jembatan Ancol produksi Titimangsa Foundation
Foto: bangjose/ Courtesy of Image Dynamics/ Titimangsa Foundation
Jakarta -

Pertunjukan teater Ariyah dari Jembatan Ancol produksi ke-63 Titimangsa Foundation masih satu kali lagi diselenggarakan. Bagi kamu yang belum nonton, siap meramaikan?

Ini pertama kalinya Titimangsa mengadaptasi legenda urban dari cerita ikonik khas Jakarta, Si Manis Jembatan Ancol, disertai atmosfer pementasan horor. Apa saja sih istimewanya? Berikut 3 fakta mengenai pertunjukan Teater Ariyah dari Jembatan Ancol, seperti dirangkum detikcom:

1. Dua Plot, Dua Setting, Dua Sutradara

Tim di balik sebuah pertunjukan teater menjadi kunci dari suksesnya pagelaran. Di produksi ke-63 kali ini, semuanya menjadi serba 'dua'.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Produser Pradetya Novitri mengatakan untuk pertama kalinya bekerja dengan dua sutradara yakni Heliana Sinaga dan Joned Suryatmoko. Di atas panggung juga ada dua plot dan dua setting yang menceritakan kisah Ariyah dari Jembatan Ancol.

2. Cerita dari Sandiwara Radio

Sastrawan Kurnia Effendi yang dipercaya sebagai penulis naskah Ariyah dari Jembatan Ancol menceritakan proses penulisan ini bermula dari sandiwara radio.

ADVERTISEMENT

"Dua tahun setelah menulis sandiwara radio, saya ditelepon lagi. Gimana kalau sandiwara radio Si Manis jadi naskah teater. Itu membuat saya terhormat sekaligus kaget, penulisan skenario pertama yang dijadikan pertunjukan teater," katanya.

Hasilnya adalah 70 halaman menjadi naskah teater Ariyah dari Jembatan Ancol.

3. Kental Sisi 'Sisterhood'

Banyak yang meragukan ketika kisah legenda urban Si Manis Jembatan Ancol diadaptasi jadi teater, bakal dibuat tak bagus. Tapi Titimangsa membuktikan ada banyak isu yang dilontarkan kepada publik.

Salah satunya mengenai menolak patriarki dan fokus pada isu sisterhood. Produser Happy Salma menuturkan konflik hingga penindasan terhadap perempuan masih ada sampai sekarang serta relevan.

"Hantu-hantu di masa lalu selalu membawa dendam. Di dalam kisah munculnya Si Manis membuat celaka orang itu tidak benar, sebenarnya kami ingin menyampaikan pesan, waktu Si Manis minggat lupa pamit sama ibunya. Kami ingin memberikan pesan yang berbeda dari cerita urban legend yang beredar," tukasnya.




(tia/tia)

Hide Ads