Penyair kenamaan Tanah Air, Joko Pinurbo, membeberkan sumber inspirasinya dalam menciptakan karya. Seperti apa?
Mengisi kuliah umum agama di Universitas Sanata Dharma (USD), Yogyakarta, akhir pekan lalu, ia mengaku Kitab Suci jadi sumber utama.
Baginya, Kitab Suci tak hanya berisikan nilai religius saja, melainkan terdapat banyak fenomena sosial yang diangkat dan dapat dijadikannya bahan inspirasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Nilai-nilai religiusitas lebih banyak melatarbelakangi puisi-puisi saya dan kebanyakan sumber inspirasi saya dari Kitab Suci," ujar Joko Pinurbo.
Tak heran jika pria yang akrab disapa Jokpin ini acap kali mengangkat persoalan agama dengan isu sosial masyarakat yang sarat akan makna di dalamnya.
Beberapa karyanya pun turut menjadi bahan diskusi dalam acara tersebut. Salah satunya ialah puisi tentang Kaleng Khong Guan yang idenya datang dari Gus Mus.
"Ketika kedatangan tamu, ia menyuguhkan makanan, kalengnya Khong Guan, isinya rengginang," tuturnya.
"Bagi saya, kita kadang kalah bijaksana dengan kaleng Khong Guan yang hadir di hari raya agama apapun, dan tidak pernah bertanya agama Khong Guan," lanjutnya.
![]() |
Sajaknya tersebut seakan jadi balasan Jokpin atas konflik sosial yang terjadi di masyakarat lantaran banyaknya pelabelan agama. Padahal ia menilai semua manusia hakikatnya sama.
Syair lainnya yaitu Yesus Naik Ojek juga turut dibawa Jokpin. Di situ, ia seakan memberi gambaran tentang sosok Yesus yang merakyat dan suka mendatangi orang menderita.
"Sikap solidaritas inilah yang saya temukan selama pandemi di Indonesia," kata Jokpin akan karyanya yang dibuat saat momen tersebut.
Melalui pemaparan kuliah umum ini, pihak kampus pun berharap mahasiswa dapat menemukan kedalaman makna dari sebuah syair. Seperti halnya Jokpin yang membungkus keresahannya lewat kata-kata indah.
"Agama itu indah, seindah kata-kata sederhana yang dirangkai Jokpin dalam puisinya," pungkas Rm. Mutiara Andalas selaku koordinator mata kuliah Agama USD.
(mau/tia)