Museum MACAN dan UOB Indonesia kembali menghadirkan ruang seni anak yang berjudul Kembara Biru. Ruangan yang mengajak pengunjung untuk berimajinasi berada di langit biru itu merupakan karya perupa asal Yogyakarta, Theresia Agustina Sitompul.
Kurator Edukasi dan Program Publik Museum MACAN, Nin Djani, menuturkan setiap proyek seni pihak museum selalu menghadirkan setiap seniman dan medium yang berbeda-beda.
"Kami juga selalu menonjolkan unsur edukasi dalam setiap project seni. Terakhir di ruang seni anak ada seniman media, sebelumnya instalasi, pelukis, dan lain-lain, kali ini kami mengajak seniman grafis," kata Nin Djani kepada detikcom, Kamis (7/4/2022).
Theresia Agustina Sitompul atau akrab disapa There dikenal sebagai perupa seni grafis senior asal Yogyakarta. Dia juga pendiri dari Studio Grafis Minggiran dan satu-satunya anggota perempuan sampai sekarang.
Menurut Nin Djani, secara medium karya-karya dari Theresia sangat luas. Dia sukses memakai cetak karbon, material sederhana dari rumah, sampai ide-ide karya yang tak biasa.
![]() |
"Karya Theresia juga selalu ada unsur personalnya. Kita melihatnya waktu diajak kerja sama akan bisa menggunakan cetak karbon," sambungnya.
Sejak awal, Museum MACAN sudah ada kerangka kuratorial siapa dan konsep apa yang bakal dibuat untuk ruang seni anak. Ketika sang seniman, mengeluarkan ide tentang cetak karbon, gayung pun bersambung.
"Ketika membahas cetak karbon, langsun mengerucut gimana membuat karya seni dari bahan-bahan sederhana dan ada di rumah, nggak perlu teknik rumit," katanya.
Dia pun melanjutkan, "Begitu memutuskan itu, karyanya ternyata relate dengan mereka yang terdampak pandemi karena harus mengerjakan semuanya di rumah dan multifungsi. Maka kami mengajak kembali pencinta seni untuk refreshing dan bekerja dengan tangan."
Ruang seni anak Kembara Biru dimulai pembahasannya sejak 6 bulan yang lalu atau sekitar September 2021. Nantinya, jika pencinta seni menyambangi Museum MACAN maka bisa melihat dua ruang seni anak lainnya yakni The Lost Jungle milik Tromarama.
Kembara Biru merespons peralihan kegiatan yang terjadi di rumah sejak merebaknya pandemi. Saat ini, rumah beralih fungsi menjadi lokasi bersosialisasi, kantor, maupun sekolah bagi anak-anak.
Banyaknya fungsi itu juga menjadikan Theresia sebagai seorang ibu, pendidik, sekaligus perupa. Pameran seni Kembara Biru terinspirasi dari refleksinya pengalaman sang perupa selama berada di rumah ketika masa pembatasan sosial.
Dia memanfaatkan kertas karbon sebagai material artistik utama dengan benda kecil sehari-hari seperti kancing dan perbang. Dia mencoba untuk menjauhkan anak-anak dengan layar digital dan menjelajahi lingkungan rumah mereka.
Ruang seni anak Kembara Biru masih bisa dilihat sampai 30 Oktober 2022.
Simak Video "Museum Macan, Mengenang Masa Kecil Dengan Permainan Tradisional Masa Lalu, Jakarta"
[Gambas:Video 20detik]
(tia/dar)