Pelukis Jayakarta dan Bedhaya Ketawang, Srihadi Soedarsono, meninggal dunia hari ini. Seniman yang berkarier sejak masa kemerdekaan Indonesia itu tutup usia di umur 91 tahun.
Kabar duka kepergian Srihadi Soedarsono diterima melalui pesan singkat yang diterima detikcom. Pukul 12.00 WIB, jenazah Srihadi bakal disalatkan di Masjid Salman, ITB. Lalu dilepas oleh pimpinan ITB di Aula Timur pukul 13.00 WIB.
"Jenazah akan diberangkatkan dari Aula Timur dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata Jakarta," tulis pesan singkat yang diterima detikcom, Sabtu (26/2/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelumnya, sekretaris ITB menyebarluaskan berita kepergian Srihadi yang memiliki nama lengkap Kanjeng Raden Haryo Tumenggung H. Srihadi Sudarsono Adhikoesoemo.
Guru Besar purnabakti FSRD ITB itu meninggal dunia pada Sabtu (26/2/2022) pukul 05.20 WIB.
Saat ini, jenazah masih disemayamkan di kediaman pribadi Srihadi Soedarsono di Jalan Ciumbuleuit Nomor 173, Bandung, Jawa Barat.
Linimasa Twitter juga diramaikan oleh ucapan duka atas meninggalnya Srihadi Soedarsono.
"Telah berpulang Bp. Prof. Srihadi Soedarsono pada hari Sabtu, 26 Februari 2022 Jam 05.15 WIB di kediaman beliau Jl. Ciumbuleuit no 173 Bandung. RIP," tulis komposer Ananda Sukarlan.
Duta Besar Indonesia untuk Kazakhstan dan Tajikistan, Fadjroel Rachman, juga berkicau hal yang sama.
"Innalillahi W.R. Wafat Prof. Srihadi Soedarsono, Sabtu 26 Februari 2022, rumah Jl. Ciumbuleuit No. 173 Bandung. Kami di Kazakhstan turut berduka cita atas wafatnya Maestro Seni Lukis Indonesia Prof. Srihadi Soedarsono," cuitnya.
Pemilik Artsphere Gallery Jakarta, Maya Sujatmiko, juga mengucapkan kabar duka lewat media sosialnya.
"Innalillahi wa inna ilaihi rojiuun. Telah berpulang Srihadi Soedarsono pada hari Sabtu, 26 Februari 2022, pada pukul 05.20 WIB dalam usia 91 tahun," ucapnya.
Lebih dari tujuh dekade berkarier di dunia seni, Srihadi kerap melukis obyek Borobudur dan tarian khas Bedhaya. Salah satu karya yang terkenal adalah Bedhaya Ketawang yang ukurannya sekitar dua meter.
Karya pelukis kelahiran 12 April 1931 itu dikenal dengan karya-karya lanskap Indonesia. Lukisan ciptaannya juga muncul dalam bentuk simplifikasi dengan garis horison yang kuat.
Lukisan-lukisannya juga menimbulkan figur-figur puitis yang terinspirasi ajaran Zen.
(tia/mau)