5 Fakta Pejuang Robert Wolter Mongisidi yang Mati Muda

5 Fakta Pejuang Robert Wolter Mongisidi yang Mati Muda

Tia Agnes - detikHot
Senin, 14 Feb 2022 14:37 WIB
5 Fakta soal Robert Wolter Mongisidi
5 fakta soal Robert Wolter Mongisidi yang juga dikenal sebagai penyair. Foto: Istimewa
Jakarta -

Nama Robert Wolter Mongisidi dikenal sebagai pejuang kemerdekaan Indonesia sekaligus pahlawan nasional. Lahir di Malalayang (sekarang bagian dari Manado), anak keempat dari Petrus Monginsidi dan Lina Suawa meninggal dalam usia muda.

Robert Wolter Mongisidi lahir pada 14 Februari 1925, namun momen hari kasih sayang itu justru membawa duka bagi keluarga dan kerabat sang pejuang.

Setiap kali hari Valentine tiba, kerabat dan keluarganya kerap teringat akan kiprah dari Robert Wolter Mongisidi. Berikut 5 fakta tentang Robert Wolter Mongisidi, mulai dari haus belajar sampai disebut sebagai seorang penyair:

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

1. Haus Belajar

Sejak kecil, Robert Wolter Mongisidi haus akan ilmu pengetahuan. Ia bersekolah di HIS atau Hollandsch Inlandshe School) sekolah dasar berbahasa Belanda.

Di masa pendudukan Jepang, ia sekolah lagi dan setelah lulus menjadi guru di Liwutung, Ratahan. Lalu dipindahkan ke luwuk. Ia kerap dijuluki sebagai 'komodo sensei' karena usianya yang masih menginjak 17 tahun.

ADVERTISEMENT

2. Menulis di Penjara

Pria yang akrab disapa Wolter ini pernah ditahan di penjara Hogepad, Makassar. Di sana, ia kerap membaca dan menulis, serta menerima buku-buku bacaan dari keluarga dan kerabat terdekatnya.

Dalam berbagai literatur disebutkan, Wolter kerap mengutip kalimat-kalimat dari Leo Tolstoy dan membaca tulisan Bung Karno.

Dalam surat-surat yang dikirimkan kepada keluarga dan teman-temannya, ia kerap menuliskan nasib bangsa sampai pendapatnya soal dunia puisi.

3. Seorang Penyair

Robert Wolter Mongisidi juga dijuluki sebagai seorang penyair. Dia kerap membuat puisi tentang pergolakan batin dan jiwanya.

Jelang hari kematiannya, ia menuliskan puisi renungan di tengah kegelisahannya.

Namun begitu ... mungkin kah
Jiwa tercipta di luar raga?
Mustahil!
Sebab itulah
Adil seimbang jiwa dan raga
Bila kedua saling membela
Bagi hakekat diri tercipta

Ada juga puisi Aku yang mempertahankan kesucian batinnya. Begini lirik puisinya:

Batin meluntur!
Aku
Ikut haluan muara
Batin resi
Akupun Terliput resi - Wilis
Akalku
Mengindera teman

4. Puisi Cinta

Wolter juga disebut sebagai pemimpin gerilya yang ditakuti oleh tentara Belanda. Sebelum dieksekusi mati, ia membuat sebuah puisi kepada perempuan bernama Milly Ratulangi atau putri dari dr Ratulangi di Jakarta.

"Sebagai bunga yang sedang mekar, digugurkan oleh angin yang keras".

5. Vonis Mati dari Belanda

Dia ditangkap oleh Belanda pada 28 Februari 1947 namun berhasil kabur pada 27 Oktober 1947. Belanda menangkapnya kembali dan kali ini Belanda menjatuhkan hukuman mati kepadanya.

Wolter Mongisidi dieksekusi oleh tim penembak pada 5 September 1949. Jasadnya dipindahkan ke Taman Makam Pahlawan Panaikang Makassar pada 10 November 1950.




(tia/wes)

Hide Ads