Nama seniman Yayak Yatmaka mencuat di jagat maya karena ditangkap bersama 64 warga desa Wadas, Purworejo, Jawa Tengah, kemarin. Dia menjadi salah satu orang dari puluhan warga yang sempat ditangkap polisi dalam aksi penolakan pengukuran tanah di desa Wadas.
Jauh sebelum gaung #WadasMelawan, karier Yayak Yatmaka di dunia seni sudah dimulai sejak puluhan tahun lalu sejak masih menjadi mahasiswa ITB.
Bahkan seniman yang kerap dikejar dan dijuluki 'seniman nakal' di era Orde Baru tetap menyuarakan masyarakat marjinal atau terpinggirkan tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berikut 5 fakta Yayak Yatmaka dan aktivisme seni yang kian melambungkan namanya, seperti dirangkum redaksi detikcom:
1. Aksi Wadas Melawan
Perjuangan warga desa Wadas mempertahankan tanahnya sudah berlangsung sejak lama. Sebelum sempat ditangkap kemarin, Yayak Yatmaka pernah menggelar aksi mural pertengahan 2021 bersama seniman-seniman lainnya.
Aksi itu dilakukan untuk menolak rencana penambangan batu untuk material pembangunan Bendungan Bener. Sekitar 20 seniman berpartisipasi dalam aksi mural 'Wadas Lestari Tolak Quarry'.
Mereka yang terlibat dalam aksi mural antara lain Antitank Project, Media Legal, KAMUDEWA, Bird Peace, Guerillas, dan Komunitas Taring Padi. Kemudian Komikrukii, Farid Stevy, Fajar Copet, serta Yayat Yatmaka.
Salah satu mural berisi pesan: "Semua tanah kau ambil, kok ngaku adil". "Njogo alam kanggo anak lan putu".
2. Dijuluki Seniman Nakal
Ketika era Orde Baru berkuasa, berbagai media menyebut aksi Yayak Yatmaka sebagai 'seniman nakal'. Dia pun dikabarkan pernah dikejar-kejar rezim tersebut.
Dia pernah membuat heboh dengan dua lukisannya, yakni Tien Soeharto digambarkan mengenakan bikini dan satu lagi menggambarkan sepatu lars yang menginjak rakyat kecil.
![]() |
3. Pelarian Politik
Saat Soeharto berkuasa, Yayak Yatmaka melarikan diri ke Jerman melalui Singapura. Dia diketahui aktif dalam Gerakan Mahasiswa yang menuntut Soeharto lengser pada 1977 sampai 1978.
Setelah eksil ke Jerman, Yayak kembali ke Indonesia selepas masa Reformasi pada 1998.
4. Diburu Orde Baru
Tak hanya membuat dua lukisan soal Tien Soeharto yang membuat gempar, namun Yayak Yatmaka juga pernah diburu Orde Baru karena karya ini. Karya seni itu berjudul kalender 'Tanah untuk Rakyat'.
Yayak Yatmaka terlibat dalam penolakan penggusuran warga Kedung Ombo pada dekade 1980-an. Meski diincar oleh Orde Baru, ia tidak pernah ditahan.
5. Aktif dalam Aktivisme Seni
Sejak dekade 1980-an, Yayak aktif dalam dunia pergerakan dan pengorganisiran rakyat. Ia aktif membela kasus-kasus tanah di Jawa Barat dan Jawa Tengah (seperti Badega dan Kedung Ombo) bersama para aktivis angkatan 1980-an.
Banyak lagu-lagu perjuangan yang diciptakan Yayak Yatmaka di era itu menjadi penyemangat para aktivis pergerakan hingga menjelang Reformasi 1998.
(tia/pus)