Nesar Ahmad Eesar Pamerkan Lukisan di Bandung, dari Pengalaman Jadi Pengungsi

Tia Agnes - detikHot
Jumat, 11 Feb 2022 15:05 WIB
Orbital Dago mempersembahkan pameran seni karya Nesar Ahmad Eesar. Foto: Orbital Dago/ Istimewa
Jakarta -

Orbital Dago mempersembahkan karya-karya lukisan dari seniman berkebangsaan Afganistan, Nesar Ahmad Eesar. Dibuka pada 24 Februari, karya yang ditampilkan berdasarkan pengalaman para pengungsi akibat konflik berkepanjangan di negaranya.

Nesar Ahmad Eesar pernah menjadi pengungsi di Pakistan selama dua tahun, ketika perang sipil antara tahun 1996 sampai 2001. Pengalaman pribadi sang seniman membawanya menjadi pengungsi di Rumah Detensi Imigrasi (Redunim) di Jakarta.

Sebagian besar pengungsi yang datang ke Indonesia mengaku negara ini bukanlah tujuan akhir. Mereka tidak mendapatkan hak untuk bekerja atau melanjutkan pendidikan formal.

Para pengungsi hanya mengandalkan bantuan yang ada, jumlahnya terbatas dan harus berbagi bersama pengungsi lainnya. Mulai dari berbagi kamar, makanan sampai pakaian.

Nesar pun menyorot pada masalah kesehatan para pengungsi di Indonesia selama menunggu kepastian tentang keberangkatan ke negara tujuan. Selama bertahun-tahun, para pengungsi melakukan berbagai aktivitas dari masak bersama, olahraga, hingga lainnya.

"Mereka tetap beraktivitas secara fisik tapi mental para pengungsi dihadapkan pada depresi karena menunggu kejelasan identitas, keberangkatan ke negara tujuan," kata Nesar dalam keterangan yang diterima detikcom.

Nesar membuat lukisan yang mengadaptasi gaya khas seni miniatur Behzad abad ke-14 dan 15 di kota Herat, Afghanistan. Layaknya karya lukisan miniatur lainnya, sang seniman berusaha untuk menghindari perspektif bayangan dan membuat komposisi agar penikmat seni tidak merasakan adanya jarak.

Perbedaan antara karya Nesar dan karya seni miniatur tradisi lainnya adalah seniman berusaha untuk membuat karya dengan ukuran yang lebih besar serta menggunakan cat minyak pada kanvas. Ada kombinasi antara dua gaya seni lukis realis dan seni lukis miniatur.

Ia menampilkan simbol-simbol dan kode-kode yang berkaitan dengan pengungsi dan kehidupan mereka pada masa pengungsian. Ada simbol seperti rompi renang, tank, kaligrafi, pemandangan alam di Indonesia, api, awan, gunung, dan sebagainya.

Nesar Ahmad Eesar mengaku atas ajakan kakaknya yang seorang sastrawan, melanjutkan seni kaligrafi dan seni lukis miniatur di kota Kabul. Pada 2012, ia datang ke Indonesia karena mendapatkan beasiswa di Yogyakarta.

Dia pun sempat balik ke kampung halamannya namun kembali lagi ke Indonesia pada 2019. Kini, Nesar tinggal dan sedang kuliah S2 di Fakultas Seni Rupa, ITB, Bandung.

Sejumlah penghargaan pernah diterimanya yakni mahasiswa terbaik di Sekolah Seni Kabul, Afghanistan pada 2009 dan 2019. Lukisannya juga pernah mendapat predikat terbaik di ISI Yogyakarta dan penghargaan untuk kemanusiaan, perdamaian, dan ilmu pengetahuan pada 2017 silam.



Simak Video "Video: Melihat Pameran Karya Seniman Anak SD di Taman Ismail Marzuki"

(tia/dal)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork