5 Fakta S Sudjojono, Bapak Seni Rupa Modern Indonesia

5 Fakta S Sudjojono, Bapak Seni Rupa Modern Indonesia

Tia Agnes - detikHot
Senin, 13 Des 2021 10:14 WIB
Pameran Seni Mukti Negeriku! Tampilkan Skesta Sudjojono di Solo
5 Fakta soal S Sudjojono. Foto: S.Sudjojono Center/ Tumurun Private Museum
Jakarta -

Nama Sindoedarsono Soedjojono atau lebih dikenal dengan S Sudjojono merupakan salah satu maestro seni lukis Indonesia. Ada banyak julukan dan prestasi yang sukses diraihnya, salah satunya sebutan Bapak Seni Rupa Modern Indonesia.

S Sudjojono menjadi seniman pertama Indonesia yang mengenalkan konsep modernitas seni rupa Indonesia setelah merdeka.

Lahir di Kisaran, Sumatera Utara, pada 1913 silam, pelukis yang akrab disapa Pak Djon berasal dari keluarga transmigran Pulau Jawa yang bekerja sebagai buruh perkebunan. Sejak kecil, ia diasuh oleh anak guru Hollandsch-Inlandsche School (HIS) sampai dibawa ke Batavia untuk belajar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bakat melukisnya mulai tumbuh dan mulai memperjuangkan kemerdekaan Indonesia lewat lukisan-lukisannya. Pak Djon juga salah satu pendiri Persatuan Ahli Gambar Indonesia (PERSAGI).

Berikut 5 fakta tentang S Sudjojono, seperti dirangkum redaksi detikcom:

ADVERTISEMENT

1. Punya Prinsip Jiwa Ketok

Sepanjang perjalanan kariernya, S Sudjojono dikenal merumuskan hakikat seni dalam kredo 'Lukisan ialah jiwa tampak' atau dalam bahasa Jawa 'jiwa ketok'.

Seni adalah jiwa si seniman yang terlihat atau diartikan oleh S Sudjojono sebagai sebuah kejujuran dalam berkarya. Dia menawarkan perspektif pascakolonial atau setelah penjajahan Belanda yaitu teknik dan visi baru yang melepaskan dari sudut pandang kolonial.

2. Penentang MOOI Indie

Tak hanya memiliki prinsip sebagai Jiwa Ketok saja, namun S Sudjojono juga menentang konsep MOOI Indie atau Indonesia Molek yang beraliran naturalisme, seperti diagung-agungkan oleh Basoeki Abdullah.

Menurut S Sudjojono, ia mengusung gagasan realisme sosialis dan menjadi sumber polemik dalam dunia seni di dekade 1960-an.

3. Jadi Lukisan Termahal

Pada 6 April 2014, nama S Sudjojono dibicarakan dunia seni internasional. Lukisan Pasukan Kita yang Dipimpin Pangeran Diponegoro menjadi lukisan termahal ciptaan seniman Indonesia. Lukisan itu mencapai rekor termahal dan terjual dengan harga tiga kali lipat dari harga estimasi.

Lukisan itu memimpin pencapaian tertinggi dengan harga Rp 85.7 miliar dan memecahkan rekor di Asia Tenggara.

(Baca halaman berikutnya)

4. Canangkan Jadi Cagar Budaya

Lukisan-lukisan S Sudjojono dikenal mendunia sekaligus diburu oleh para kolektor. Salah satunya adalah lukisan Pertempuran Antara Sultan Agung dan JP Coen yang dilukis pada 1973.

Karya yang menjadi koleksi Museum Sejarah Jakarta itu punya sejarah panjang dengan DKI Jakarta. Lukisan itu dipesan khusus oleh Gubernur Ali Sadikin dalam rangka peresmian museum. Pak Djon pun melakukan riset ke Jakarta, Solo, dan Belanda.

Kini karya itu dicanangkan untuk menjadi cagar budaya Jakarta dan nasional bersamaan dengan 38 sketsa saat melakukan riset lukisan.

5. Sarat Kritik

Dalam melukis, S Sudjojono kerap mengkritik kondisi sosial, politik, dan yang berada di sekitarnya.

Seperti dalam lukisan cat minyak pada kanvas yang berjudul Ada Orkes yang dibuat pada 1970. S Sudjojono menyentil kehadiran orang kaya baru di masa Orde Baru. Dia mengkritik para orang kaya itu yang berjarak dengan masyarakat.

Realitas itulah yang terjadi di dekade 1970-an. Sama halnya dengan lukisan Angsa (1971), karyanya menggambarkan bebek tapi sebenarnya Pak Djon mengkritik orang-orang yang mengikuti arus atau banyak yang 'membebek'.



Simak Video " SUMONAR 2023 Hadirkan Cara Baru Nikmati Lukisan Affandi dan Sudjojono"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads