Cara Marlupi Dance Academy Bertahan Terkena Imbas Pandemi

Cara Marlupi Dance Academy Bertahan Terkena Imbas Pandemi

Tia Agnes - detikHot
Rabu, 16 Des 2020 11:09 WIB
marlupi dance academy
Marlupi Dance Academy saat menggelar pertunjukan sebelum pandemi Foto: Tia Agnes Astuti/detikHOT
Jakarta -

Industri kreatif adalah salah satu yang terkena imbas dari pandemi COVID-19. Sekolah balet Marlupi Dance Academy yang tertua dan terbesar di Indonesia turut merasakan hal tersebut.

Di tengah situasi tak menentu akibat pandemi, sekolah balet yang berdiri sejak tahun 1956 tetap mengajar para murid-muridnya. Hal tersebut diungkap oleh Artistic Director Marlupi Dance Academy Fifi Sijangga kepada detikcom.

"Dimulai dari bulan Maret, kelas balet semua virtual meski agak aneh pertamanya. Tapi mau nggak mau, orang harus membiasakan diri, akhirnya rencana dan program berjalan meski virtual," tutur putri dari maestro balet, Marlupi Sijangga, tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tak hanya menggelar kelas-kelas balet secara virtual saja, tapi Marlupi Dance Academy tetap mendukung murid-muridnya untuk mengikuti kompetisi internasional dan kursus musim panas.

"Saat kompetisi internasional, kami juga support sekali. Supaya seni balet di Indonesia biar nggak mati, susah senang kita harus tetap ada dan eksis mendukung seni pertunjukan di Indonesia," lanjut Fifi.

ADVERTISEMENT

Di penghujung tahun 2020, Marlupi Dance Academy menggelar pementasan akhir tahun yang menjadi tradisi bagi sekolah-sekolah balet seluruh dunia. Pentas The Nutracker yang dibawakan oleh penari balet Jakarta dan Surabaya digelar pada 20 Desember 2020 pukul 16.00 WIB.

[Gambas:Instagram]



Menurut Fifi, The Nutracker adalah cerita yang mudah diterima oleh masyarakat dan sudah menjadi tradisi di pertunjukan balet internasional.

"Kami buka sistem donasi juga untuk membantu dan mendukung para penari. Karena penari kami juga semi profesional, ada yang dari IDCO," sambungnya.

Para penari awalnya berlatih di studio Marlupi Dance Academy masing-masing sesuai dengan protokol kesehatan yang ketat. Sebelumnya, mereka sempat menghapal gerakan dasar di rumah sejak pembatasan sosial berskala besar (PSBB) diberlakukan.

"Penari yang ikut The Nutracker sudah siap secara badan dan otot, begitu ketemu di studio dikasih kombinasi gerakannya sudah mantap. Karena di rumah sudah latihan setiap hari. Mereka juga penari setengah profesional biar nanti tariannya enak dilihat masyarakat," sambung Fifi.

"Kami berharap sesuatu yang baik di seni pertunjukan balet agar semuanya bisa bertahan saat pandemi ini," tukasnya.




(tia/dar)

Hide Ads