Pentas Teater Daring Rumah Kenangan Jangan Dilewatkan, Ini Alasannya

Pentas Teater Daring Rumah Kenangan Jangan Dilewatkan, Ini Alasannya

Tia Agnes - detikHot
Jumat, 14 Agu 2020 12:42 WIB
Pertunjukan Teater Daring Rumah Kenangan Digelar 15-16 Agustus 2020
Pentas teater daring Rumah Kenangan digelar pada 15-16 Agustus 2020 Foto: Titimangsa Foundation/ Istimewa
Jakarta -

Jelang akhir pekan panjang, pentas teater daring Rumah Kenangan bakal mengisi hari-hari para pencinta teater. Teater Rumah Kenangan digelar secara virtual pada 15-16 Agustus 2020 pukul 20.00 WIB di situs IndonesiaKaya.

Rumah Kenangan menjadi tontonan wajib di tengah pandemi COVID-19 yang masih mewabah dan membuat gedung pertunjukan ditutup.

Berikut 5 alasan mengapa pentas teater daring pertama di Indonesia layak ditonton, berikut di antaranya:

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

1. Diperankan oleh Aktor dan Aktris Ternama

Sejumlah pemain dan kru di balik layar pertunjukan Rumah Kenangan diisi oleh aktor dan aktris kenamaan. Ada produser Titimangsa Foundation dan pencetus ide cerita dari Happy Salma hingga sutradara dan penulis naskah Agus Noor yang melanglang buana dalam berbagai pementasan.

ADVERTISEMENT

Butet Kartaredjasa menjadi Raden Wijaya Sastro bersama dengan Ratna Riantiarno yang menjadi istri Butet dalam lakon, Happy Salma turut bermain sebagai Mutiara Wijaya, Reza Rahadian yang sukses menjadi Chairil Anwar di panggung teater juga main dalam Rumah Kenangan.

Titimangsa Foundation untuk pertama kalinya melibatkan Wulan Guritno. Pentas teater daring ini juga dimeriahkan oleh aktor kenamaan Teater Gandrik, Susilo Nugroho.

Pentas Virtual Daring Rumah Kenangan Persembahan Titimangsa FoundationPentas Virtual Daring Rumah Kenangan Persembahan Titimangsa Foundation Foto: IndonesiaKaya/ Istimewa

2. Reza Rahadian Belajar Main Gitar

Kalau di Bunga Penutup Abad, Reza Rahadian menjadi Minke dan di teater Chairil sebagai penyair Chairil Anwar, kini dalam Rumah Kenangan ia menjadi sosok lainnya.

Di pentas teater daring Rumah Kenangan, Reza menjadi Randy Wijaya atau anak dari Butet Kartaredjasa. Ia sampai belajar main gitar untuk memerankan karakternya.

"Saya berperan sebagai anak yang punya jiwa seni tinggi dan harus belajar main gitar, saya belajar agar megang kuncinya nggak salah," tutur Reza Rahadian.

3. Format Baru di Panggung Teater

Rumah Kenangan dikemas dengan format terbaru dari seni pertunjukan. Pentas digarap secara sinematik atau direkam visual videonya layaknya sebuah film tanpa menanggalkan peristiwa panggung.

Sutradara Agus Noor mengatakan membuat teater saat pandemi tidak bisa konvensional seperti biasanya.

"Ini bukan sinema tapi tetap teater atau peristiwa panggung yang metode ceritanya one set, semua peristiwa terjadi di satu set yaitu rumah. Gimana kami menerjemahkan panggung menjadi tayangan multimedia yang menarik dan enak ditonton," katanya.

Pentas Virtual Daring Rumah Kenangan Persembahan Titimangsa FoundationPentas Virtual Daring Rumah Kenangan Persembahan Titimangsa Foundation Foto: IndonesiaKaya/ Istimewa

4. Alur Cerita Relevansi dengan Pandemi

Happy Salma sebagai pencetus ide cerita mengatakan alur cerita Rumah Kenangan punya relevansi dengan pandemi. Rumah menjadi akar mula dari segala hal yang terjadi di masa sekarang.

Rumah Kenangan menceritakan tentang 6 manusia dengan berbagai karakter terpaksa tinggal di dalam rumah karena pandemi. Konflik yang ada sejak awal kembali dihadirkan karena para penghuni rumahnya tinggal bersama saat PSBB berlangsung.

Pentas Virtual Daring Rumah Kenangan Persembahan Titimangsa FoundationPentas Virtual Daring Rumah Kenangan Persembahan Titimangsa Foundation Foto: IndonesiaKaya/ Istimewa

5. Tim Produksi Baru

Demi pentas Rumah Kenangan, sutradara Agus Noor mengajak tim Edi Cahyono dalam produksi. Tim dari Yogyakarta itu yang menerjemahkan adegan dalam teater ke bentuk sinematik.

"Kita membatasi hanya 30an kru dalam pertunjukan ini yang terlibat, kalau di panggung offline bisa 50-60an kru. Satu tim baru ini saya kira penting ya karena bisa menerjemahkan ke bentuk sinematik tanpa meninggalkan teater," tukasnya.




(tia/doc)

Hide Ads