Seperti organisme hidup, karier Ibrahim sebagai seniman terus berkembang. Karya yang dihadirkan dimulai dari awal 2000-an, menyoroti antusiasmenya di dunia seni sampai sekarang.
Dari Jawa, Ibrahim sempat hijrah ke Sumatera Barat meninggalkan karier dan posisinya sebagai pengajar di ISI Pandang Panjang. Setelah pindah ke Yogyakarta, Ibrahim bekerja dan tinggal di Ibu Kota seni tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Di tahun 2006, ia memutuskan untuk kembali mengajar dan mengembangkan bakat baru di seni. Di tahun 2001, ia menerima ASEAN Art Award serta terpilih sebagai lima finalis teratas di penghargaan Philip Morris Indonesia.
"Ibrahim telah membuat nama untuk dirinya sendiri di Indonesia. Berakar dalam ekspresionisme abstrak, praktik Ibraham dibangun atas kesadaran perasaan dan emosi. Metode melukisnya merupakan eksplorasi jiwa yang memenuhi keinginan," tulis keterangan yang diterima detikHOT.
Karya-karya Ibrahim dipajang di Gajah Gallery Yogyakarta mulai 22 November sampai 10 Desember 2018.