Ia pun tak masalah kalau karya-karyanya mudah rapuh. Material bambu maupun kertas, diakui peraih lifetime achievement dari Art Stage 2017 itu menggambarkan kefanaan.
"Setelah membuat WOT Batu, saya memilih batu sebagai legacy bagi anak cucu kita tapi yang sekarang saya memilih bambu dan kertas yang rentan hancur," tuturnya ketika diwawancarai di Selasar Sunaryo Art Space, bagian utara Bandung, belum lama ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Material tersebut diakuinya sebagai lambang kefanaan. "Sering kita melupakan dan mencampur yang kekal dengan fana," lanjutnya.
Kalaupun material bambu itu berubah warna dalam beberapa bulan ke depan, Sunaryo tidak masalah. "Itu sifat dari alam," ujar pria kelahiran Banyumas tersebut.
Sunaryo yang berkarier sebagai seniman sejak dekade 1960-an memang kerap menggunakan material alam sebagai medium favorit. Di tahun 2003, Sunaryo juga pernah melibatkan bentuk bubu yang berjudul 'Terperangkap dalam Kurungan'.
Perangkap ikan tradisional berbahan bambu itu menjadi properti yang dijadikan rujukan Sunaryo dalam menyampaikan gagasannya.