Beragam peristiwa tersebut ada yang dilihatnya langsung dengan mata kepala dan ada juga yang dari televisi. Ketika teror bom yang terjadi di kawasan Thamrin, Jakarta Pusat, beberapa waktu lalu, pelukis asal Tuban Jawa Timur itu mengaku berada di lokasi.
"Pas kejadian saya baru sampai di Sarinah. Kebetulan di Jakarta ada urusan mengurus pameran di Bakrie Tower dan ke Sarinah ingin mencari celana, belum masuk ke area mall, kok ada teror bom," ujar Masdibyo ketika ditemui detikHOT di sela-sela pembukaan pameran di Gedung A, Galeri Nasional Indonesia, Rabu (10/1/2018) malam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Kegelisahan terhadap yang terjadi di Indonesia bukan satu atau dua kali dialami Masdibyo. Berbagai peristiwa, diakui dia, menjadi bahan riset yang lalu menginspirasinya menciptakan lukisan.
"Saya pelukis yang tidak pernah kehabisan ide. Mau isu korupsi, sosial politik, sampai berita yang menohok dan bikin kita emosi. Koruptor saja saya lukis biar dibuang ke laut dan dimakan ikan," ujar Masdibyo sembari tertawa.
Selain itu, kemelut panjang antara Indonesia dan Malaysia mengenai Ambalat juga dilukiskan. Lewat lukisan berjudul 'Ambalat Milik Indonesia' (2009), dia menggambarkan seorang pria tengah mengacungkan jari tengah dan berteriak, "Jangan macam-macam, Ambalat milik Indonesia!".
Tertarik melihat karya-karya Masdibyo? Lukisan masih bisa dilihat hingga 21 Januari 2018 di Galeri Nasional Indonesia.