Proses tari CANdoDANCE dimulai dari audisi yang menyaring 30 orang penari. Lalu terpilihlah 14 penari yang terdiri dari 6 penari difabel bisu-tuli dan 8 penari non difabel.
"Ke-14 penari ini datang dari beragam kiblat dunia tari," tutur salah seorang pendiri Ballet ID, Mariska Febriyani di Gedung Kesenian Jakarta, akhir pekan lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mulai dari tari tradisional, balet klasik, kontemporer, hip hop, dan KPop Dance. Sebagian besar juga bukan penari yang berasal dari pendidikan seni tari maupun penari profesional.
Penari Tanja Erhart asal Inggris mengungkapkan pelajaran menari sejak keci. "Ini hasrat saya sejak terjun dari awal. Saya senang bernyanyi dan belajar seni tari. Setelah saya bergabung di dance company, saya mulai tekun menjalaninya," ungkap perempuan yang menjadi penari difabel profesional.
Tanja Erhart kehilangan kakinya sejak usia 6 tahun. Namun, dengan tiga kaki dia tetap belajar menari, entah bersama dengan kursi roda atau tongkatnya. Sejak tahun 2014, penari yang merupakan sarjana antropologi ini bergabung dengan Candoco Dance Company di London.