"Jakarta adalah kampung halaman yang penuh dengan pemandangan, bunyi-bunyian, bau-bauan, dan manusia-manusia di dalamnya, yang menjadi modal bagi saya untuk mengolah tema-tema keseharian menjadi metafora, simbol serta personifikasi perasaan-perasaan yang tak bernama yang tertuang dalam puisi-puisi saya," ungkap Anya dalam acara peluncuran di toko buku Kinokuniya, Plaza Senayan, Jakarta, akhir pekan lalu.
Menurut Editor GPU yang membidani kelahiran buku puisi tersebut, Mirna Yulistianti, puisi-puisi Anya secara mendalam menggambarkan hubungan antara seorang warga dengan kotanya. Menariknya, hubungan Anya dengan kotanya tidak berhenti dalam puisi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
'Kota Ini Kembang Api' disusun untuk menekankan permainan terang dan gelap dalam puisi-puisi Anya. Anya sengaja tidak membedakan ketebalan maupun ukuran font judul dengan isinya, sehingga selain bisa dinikmati secara individual dan acak, puisi-puisi dalam Kota Ini Kembang Api juga bisa dibaca apa adanya dari halaman pertama sampai akhir, dan menjadi satu puisi panjang.
Anya Rompas adalah penyair kelahiran Jakarta dan salah satu pendiri Komunitas BungaMatahari, sebuah komunitas puisi daring berbahasa Indonesia. Anya menyelesaikan studi Sastra Inggris di Universitas Indonesia (2003) dan mengambil program pascasarjana The Gothic Imagination di University of Stirling, Skotlandia (2005). Sejumlah puisinya pernah diterbitkan di koran, majalah dan beberapa antologi bersama, termasuk Antologi BungaMatahari (Avatar Press, 2015).
'Kota Ini Kembang Api' adalah buku kumpulan puisi Anya yang pertama. Acara peluncuran buku ini diramaikan dengan pembacaan puisi oleh sejumlah penyair lain, yaitu Aurelia Tiara, Cyntha Hariadi, Kurnia Effendi, dan Norman Pasaribu.
(mmu/mmu)