Setelah vakum selama 4 tahun, seniman visual asal Yogyakarta Eko Nugroho akan menggelar pameran tunggal akhir tahun ini. Eksibisi yang rencananya akan diadakan di Komunitas Salihara tersebut nantinya menampilkan karya-karya terbarunya.
Ditemui di Galeri Indonesia Kaya usai pementasan 'Wayang Bocor: Dismiscall Leluhur' akhir pekan lalu, pria kelahiran 1977 silam mengatakan temanya masih sesuatu hal yang membuatnya tertarik.
"Saya adalah bagian dari masyarakat yang sama seperti lainnya. Punya filter seni rupa, mengkritisi, dan meng-komplain banyak hal yang ada di Indonesia," katanya kepada detikHOT.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perupa yang pernah bekerja sama dengan merek fashion ternama Louis Vuitton ini, tetap memakai karakter-karakter khas Eko. Serta unsur kritik sosial sekaligus komedi. "Temanya tetap tidak jauh dari apa yang biasa saya pamerkan," katanya.
Eksibisi tunggal ini terbilang baru pertama kalinya diadakan setelah 4 tahun vakum. Eko mengungkapkan belakangan ini, ia sibuk mengikuti pameran kolektif di beberapa negara. Seperti pada September 2014, Eko mengikuti Gwayngju Biennale di Korea Selatan dengan judul karya 'Burning Down the House'.
Baca Juga: Grup Tromarama Tampilkan 230 Handuk di Frankfurter Kunstverin
Kemudian, di Art Basel Hong Kong, Eko memajang 'Encounters Project yang dikuratori oleh Alexie Glass-Kantor. Serta di Perth, Australia dengan 'Public Street Art Festival' dan yang baru bulan lalu adalah 'OzAsia Festival 2015 di Galeri Seni Australia selatan.
"Kemarin saya baru dari Frankfurter Kunstverein yang jadi bagian dari Frankfurt Book Fair 2015. Abis Wayang Bocor ini juga ada pameran lainnya," kata Eko. Di Frankfurter Kunstverein, Eko menjadi salah satu perupa profesional Tanah Air yang terpilih memajang karya dalam eksibisi 'ROOTS. Indonesia Contemporary Art'. Pameran kolektif tersebut terselenggara berkat Galeri Nasional Indonesia dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
(tia/ron)