Keputusan tersebut mengakhiri pertikaian hukum yang panjang dari salah satu naskah penulis kelahiran Praha itu. Konflik tersebut terjadi ketika penulis 'The Metamorphosis' yang menulis dalam bahasa Jerman mempercayakan naskahnya kepada kawannya Max Brod. Serta menyuruhnya untuk membakar karya-karyanya.
Namun, Brod tidak menjalankan wasiat terakhir Kafka. Ia mengambil naskah-naskah tersebut dan melarikan diri ke Palestina saat Nazi berkuasa di tahun 1939 silam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca Juga: Dalai Lama Terkesan dengan Lukisan Buatan George W Bush
"Ia berkata agar tulisan Franz Kafka disimpan di lembaga yang aman," begitu catatan pengadilan, seperti dilansir dari Guardian, Kamis (2/7/2015).
Tapi, Hoffe justru berencana melelang karya Kafka ke luar negeri. Ketika ia meninggal dunia pada 2007, koleksi Franz Kafka diteruskan kepada dua anak perempuannya. Namun, mereka mengklaim itu adalah warisan dari ibunya.
Di tahun 2012, pengadilan menolak klaim tersebut dan menolak banding yang diajukan oleh Eva Hoffe, putrinya yang masih hidup.
Akhirnya, Perpustakaan Nasional Israel sudah memiliki koleksi Franz Kafka. Pihak perpustakaan baru saja mempublikasikan naskah langka itu kepada publik.
Jangan lupa baca kisah seniman Kinez Riza menjelajahi pedalaman Afrika, Kutub Utara, Mongolia hingga Kalimatan di Young&Famous detikHOT!
(tia/tia)