Dosen Ricardo Dominguez yang mengajar mata kuliah 'Visual Arts 104A: Performing the Self' selama lebih dari 11 tahun di universitas tersebut, memang terkenal menjadi subyek kontroversi akibat pola pikir dan 'Electronic Disturbance Theater 2.0' yang didirikannya.
Dilansir dari Daily Mail, Rabu (13/5/2015), ia pernah terlibat dalam serangkaian proyek politik. Karena kasus tersebut, ia diselidiki oleh pihak Kongres.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Proyek tersebut disebut dengan 'Transborder Immigrant Tool' yang membagi-bagikan ponsel untuk calon imigran ilegal dengan instruksi untuk menyeberangi perbatasan Amerika Serikat dan Meksiko.
"Lewat puisi, tujuannya bisa melewati perbatasan dua negara," ujar sumber tersebut.
Penelitian tersebut menggunakan teknologi GPS yang membantu imigran menemukan stasiun air di gurun California bagian selatan. Serta, bertujuan untuk memikirkan kembali cara memperlakukan imigran lebih manusiawi dan melihatnya sebagai bagian dari suatu komunitas.
Setelah melalui proses panjang, akhirnya Kongres menyatakan penelitian dan proyek yang dikomandoi oleh Ricardo tidak salah tapi sampai sekarang belum diputuskan apakah melanggar hukum.
(tia/mmu)











































