Berikut 10 seni pertunjukan terbaik yang dipilih detikHOT:
Pertunjukan ini menceritakan tentang Jinna (Aimee Saras) seorang fotografer cantik yang menjadi rebutan antara Adam (Maruli Tampubolon) yang berprofesi sebagai reporter politik senior. Serta Arya (Aryo Wahab) seorang politisi reformasi yang baru saja dilantik menjadi Ketua DPR.
Ketiganya terlibat cinta segitiga yang berawal sederhana. Adam diam-diam menyukai Jinna yang ternyata pernah memiliki kisah cinta bersama Arya. Dengan latar belakang lagu-lagu Slank yang sudah dikenal, ketiganya berusaha menampilkan intrik dan ciri khas masing-masing di atas panggung drama musikal kontemporer.
Masih di bulan yang sama, pementasan 'To Belong/Suwung' pada 16-17 Desember di GoetheHaus Jakarta, dan Teater Besar ISI Surakarta 20 Desember menarik perhatian publik. Teater Garasi Institute dan Wati Gandarum mempersembahkan pementasan teater-tari kolaborasi antara dua negara Indonesia-Jepang yang bertajuk 'To Belong/Suwung'. Pentas ini merupakan penghormatan bagi dalang wayang kontemporer asal Solo, Slamet Gundono dan disutradarai oleh Yudi Ahmad Tajudin.
Dalam bahasa Jawa istilah 'suwung' berarti 'merasakan kehadiran sesuatu meski tak nampak'. Melalui karya ini, koreografer ternama Jepang Akiko Kitamura mencoba meraih sesuatu yang tak nampak dan melampaui kesadara demi mencari sebuah dialog.
Awal 2013 lalu, komposer Tony Prabowo membaca puisi 'Gandari' karya Goenawan Mohamad. Sosok Gandari tidak seterkenal Srikandi maupun tokoh wanita lainnya dalam Mahabharata, namun Goenawan melihat dari sisi lainnya.
Tony pun tertarik untuk mengadaptasi puisi tersebut dalam bentuk opera tari, yang akan dipentaskan di Teater Jakarta, TIM, Jumat dan Sabtu 12-13 Desember 2014.
Pementasan berdurasi 60 menit itu menampilkan paduan suara Batavia Madrigal Singers asal Indonesia, orkestra Asko|Schonberg-Slagwerk Den Haag asal Belanda dengan konduktornya Bas Wiegers, soloist asal Belanda Katrien Baerts, dan penampilan dari 6 penari Indonesia-Jepang.
Pementasan Retno Maruti di Indonesia Dance Festival 2014 juga mampu menyedot perhatian publik. Bagi pecinta, penikmat, maupun mahasiswa seni tari, pertunjukkan menjadi salah satu yang wajib ditonton di tahun 2014
Kali ini, selama hampir satu jam penampilan koreografi Retno Maruti bersama kelompok Padnecwara (kelompok tari yang didirikan 1976) membuka IDF 2014.
Tarian 'Roro Mendut' dipentaskan pertama kali pada 1977 ini digarap ulang oleh Retno. Terakhir kalinya dipertunjukkan di Jakarta Berlin Art Festival (2011). Karya ini mengangkat kisah klasik dalam sejarah Jawa sekitar tahun 1627 saat kerajaan Mataram berkuasa di bawah Sultan Agung.
Dalam proses kolaborasi, Maruti dan pendiri Cemeti Art House Yogyakarta Nindityo bersama-sama mengembangkan aspek dasar koreografi terutama dramaturgi eksplorasi visual tari klasik Jawa. "Tari klasik Jawa sudah sangat visual sehingga saya hanya menambahkannya sedikit di atas panggung. Baik visual maupun gerak di tarian ini sebagai tafsir dari tiga orang yang terperangkap dalam cinta, tataran fisik, dan dimensi simbolik," ucap Nindityo.
Sukses menampilkan tarian berjudul 'Passion' sejak 2011 dan hingga bertempat di Teater Arena Taman Budaya Surakarta (TBS) tahun lalu, koreografer Solo Danang Pamungkas selalu bisa mencuri perhatian. Kini, Danang Pamungkas kembali dengan koreografi baru, 'A Part of Passion'.
'A Part of Passion' dipentaskan bertepatan dengan perayaan Festival Salihara ke-5 tahun ini. Di karya 'A Part of Passion', Danang mengeksplorasi semua perasaannya tentang pentingnya kesabaran dan ketegaran saat menghadapi permasalahan hidup. Bahkan, agar lebih bernyawa, Danang bakal memasukkan suara nafasnya sebagai bagian dari pertunjukan.
Baca Juga: Emosi Terpendam dalam Pentas Tari 'A Part of Passion' Danang Pamungkas
Pementasan Srimulat di Oktober 2014 ini terbilang menjadi yang paling ditunggu oleh para pecinta grup lawak asal Solo ini. Kerinduan para fansnya terobat dengan penampilan mereka dalam pertunjukkan 'Sulap Antibiotik' di Galeri Indonesia Kaya.
Dalam Sulap Antibiotik, Srimulat yang berkolaborasi dengan ilusionist Demian ini menceritakan tentang kisah cinta penuh konflik dengan peran utama Tarzan dan Marwoto. Kisah ini dikemas dengan komedi ala Srimulat dan diiringi musik-musik seperti pertunjukan tradisional Srimulat tempo dulu. Tarzan, Marwoto, Kadir, Tessy, Josephine, dan George Sapulete tampil menghibur dalam cerita cinta penuh dagelan ini.
Di pertunjukan kali ini, Demian secara khusus menampilkan butterfly effect di mana sang ilusionis akan melihat melalui mata penonton. Pengalaman ini merupakan yang terbaru baginya bersama dengan Srimulat.
Apa jadinya jika lagu-lagu pop Chrisye dikolaborasikan dengan balet kontemporer? Ya, jawabannya ada dalam pertunjukan 'Seberkas Cahaya: A Ballet Tribute to Chrisye' yang digelar di Gedung Kesenian Jakarta, Jumat 26 September 2014 lalu.
Sebanyak 15 lagu Chrisye dimainkan dalam pentas tersebut. Di antaranya 'Merpati Putih', 'Ketika Tangan dan Kaki Berkata', 'Lilin-lilin Kecil', 'Kala Cinta Menggoda', 'Kala Surya Tenggelam', 'Kala Cinta Menggoda' dan lagu utama 'Seberkas Cahaya'.
"Lagu 'Seberkas Cahaya' itu sengaja divokalkan, karena ingin memberitahukan kepada penonton begitu kuatnya kisah cinta Sofia dan Randa," ujar produser Ella Meigita saat jumpa pers.
Karya 'Hutan Pasir Sunyi' menjadi karya cipta terakhir dari maestro Dedy Lutan di akhir hayatnya. Karyanya kali ini merupakan syarat kelulusan ujian S3.
Pentas 'Hutan Pasir Sunyi' terinspirasi oleh salah satu kawasan hutan Anggrek Hitam, Coelogyne Pandurata dan itu adalah hutan konservasi dengan nama 'Kersik Luway'. Kersik artinya hutan atau pasir. Luway berarti sepi atau sunyi.
"Tarian ini adalah gagasan yang dikembangkan melalui unsur ritual suku Dayak di Kalimantan Timur. Bagi mereka, hutan adalah aspek kebudayaan terpenting karena suku Dayak berakar dari budaya hutan," ucap sang istri Elly D.Lutan.
Dalam karyanya kali ini, Dedy sengaja memilih lokasi di antara pepohonan lebat yakni Kebun Raya Bogor. Meski tadinya ingin diadakan di hutan pedalaman Kalimantan sendiri.
Baca Juga: Digelar di Antara Pepohonan, Mistisnya Tari 'Hutan Pasir Sunyi' Dedy Lutan
Di akhir Maret 2014, koreografer Denny Malik bersama Kharisma Produsction dan Djarum Apresiasi Budaya memproduksi drama musikal 'Siti Nurbaya (Kasih Tak Sampai) yang berasal dari novel Marah Roesli.
Pertunjukkan yang digelar di Teater Jakarta, TIM pada 29-30 Maret 2014 ini ditampilkan dengan drama musikal populer. Tak hanya membawakan kisah Siti Nurbaya dalam gerak dan lagu yang indah, Denny juga membuat banyak kejutan yang bisa disimak. Seperti terlibatnya empat vokalis band papan atas seperti Andi/rif, Ariyo Wahab, ImanJ-Rocks dan Candil. Namun ada pula tampilan ilusi yang akan memperkaya pertunjukan dari ilusionist, Demian.
Awal tahun, dunia seni pertunjukkan Tanah Air dimeriahkan oleh pementasan spektakuler Wayang Orang Rock Ekalaya. Pagelaran yang diisi oleh puluhan musisi rock ini mampu memukau penonton di Tennis Indoor Senayan, Jakarta Pusat.
Perpaduan pementasan ini terdapat akting, kemampuan bergitar, musik dan lagu-lagu rock ternama, kostum hingga multimedia di layar latar panggung. Pertunjukan ini disutradarai oleh Arie Dagienkz dan diproduseri oleh Happy Salma.
Pentas dimulai oleh akustik gitar 'Stairway to Heaven' yang dibawakan oleh Ekalaya (Stevie Item). Ekalaya adalah raja Paranggelung yang berbakat dan berambisi mengharumkan nama kerajaannya dengan kemampuan bermain gitar. Seorang dewa (Jopie Item) membisikkan kepadanya bahwa ada seorang guru bernama Resi Durna (Jikun/RIF) yang bisa mengajarinya.