Emosi Terpendam dalam Pentas Tari 'A Part of Passion' Danang Pamungkas

Emosi Terpendam dalam Pentas Tari 'A Part of Passion' Danang Pamungkas

- detikHot
Kamis, 16 Okt 2014 14:32 WIB
Dok.Hasan Al Habshy/ detikFOTO
Jakarta - Penari pria menari sendirian di atas panggung. Ia hanya mengenakan kemeja panjang berwarna biru tua dan celana dalam. Laiknya berada di padang gersang dan hidup sendiri, ia menari dengan bebasnya dan tanpa batas.

Diiringi musik Ferdalok karya Jonas Hallgrimsson, gerakannya beriringan. Lagu yang berasal dari bahasa Iceland tersebut memang menceritakan tentang seorang pria yang hidup kesepian. Kemudian, ia melompat beberapa kali dan mengulanginya kembali.

Gerakan repetitif tersebut juga terjadi pada lima penari lainnya dalam pagelaran 'A Part of Passion'. Tiga penari wanita di antaranya berpakaian seperti Hanbook (baju tradisional Korea) juga melakukan gerakan repetitif yang sama.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ada yang seperti menunjuk orang lain tapi ada juga yang meloncat berulang kali. Desahan dan erangan juga tak luput menjadi bagian dari tarian koreografi Danang Pamungkas.

"Tarian ini bersifat personal, emosi yang terpendam. Ada permasalahan lalu dipendam sampai di akhir bagian itu ibaratnya ungkapan gila. Penari terakhirnya melepas baju," ujar Danang usai gladi resik Selasa lalu (14/10/2014).



Setiap penari memiliki perasaan dan emosi tersendiri yang dipendam. Dari emosi tersebut, berpengaruh kepada setiap gerakan yang dikembangkan dalam 'A Part of Passion'. Danang juga menceritakan jika tarian ini terpengaruh dari film 'Touring Horse'.

"Saya suka sekali film ini. Ada suami istri hidup bersama tapi nggak ada hasrat untuk apa-apa, seks juga nggak ada. Saya membayangkan kultur Indonesia yang suka memendam emosi," paparnya koreografer asal Solo ini.

Koreografi tarian ini sudah menjalani proses sejak 2011 silam. Di tahun 2013 tarian 'Passion' sebagai embrio dari 'A Part of Passion' sudah dipentaskan di beberapa kota. Namun untuk pertama kalinya di Festival Salihara 2014, tarian ini dipentaskan secara utuh.

'A Part of Passion' mengisahkan perjalanan seorang individu dalam menyelesaikan sebuah masalah. Tarian ini mengajarkan pentingnya kesabaran dan ketegaran dalam menghadapi persoalan hidup.

Danang yang menekuni tari secara formal di SMKI Surakarta dan STSI Surakarta ini aktif mempelajari tari gaya Mangkunegaran di Pura Mangkunegaran Surakarta. Pada 2008 ia terpilih mengikuti lokakarya bersama Lin Hwai-min dari Cloud Gate Dance Theatre (Taiwan). Serta menciptakan sejumlah tarian.

Di antaranya Beat (2012), melalui karya ini ia mendapatkan hibah seni untuk Karya Inovatif dari Yayasan Kelola. Sementara Spring in Solo (2002) adalah karya kolaborasinya bersama Pappa Tarahumara dari Jepang. Di akhir tarian 'A Part of Passion', diiringi musik orkestra 'Agnus Dei' Lambarena: Bach to Africa-An Homage to Albert Schweitzer penari wanita mengakhirinya.

Dengan tatapan sedih dan seperti ungkapan kegilaan, ia membuka pakaiannya. Ingin tahu seperti apa 'A Part of Passion' karya Danang Pamungkas? Jangan lupa nanti malam, masih ada satu kali pertunjukan di Galeri Salihara pukul 20.00 WIB.

(tia/mmu)

Hide Ads