'Haji Backpacker' adalah sebuah drama yang tentang cinta yang gagal, dan kekecewaan lain yang mewarnai hubungan anak dan ayah. Dikemas dalam road movie yang dinamis, film ini mengikuti perjalanan sang tokoh utama Mada (Abimana Aryasatya) yang ajaib. Film dimulai dari tengah, dibuka di sebuah gubuk di tengah gurun kering di Iran. Dikira mata-mata Israel, Mada dihajar dan ditodong senjata, dipaksa mengaku.
Tapi, tunggu dulu. Jangan terlalu serius. Ini bukan thriller spionase ala James Bond atau pun Jason Bourne. Ada kalanya memang, Mada tak tahu mengapa ia bisa terdampar sampai ke Lijiang, China. Tapi, ia sama sekali bukan mata-mata yang telah dihilangkan identitasnya. Dengan alur yang bergerak maju-mundur, keluar masuk antara masa kini dengan masa lalu, film ini menyingkap selapis demi selapis siapa Mada, dan mengapa ia ada di tempat-tempat itu: Thailand, Vietnam, India, Tibet hingga berakhir di Saudi Arabia.
Apakah ia semacam Walter Mitty? Tidak juga. Mada hanya ingin pergi jauh-jauh dari ayahnya, yang telah membuatnya kecewa pada kehidupan. Sang ayah yang mengajarinya berdoa dan beribadah, dan meyakinkannya bahwa hidupnya akan baik selama mengikuti aturan-Nya, ternyata tak terbukti bagi Mada. Maka, tak hanya marah pada sang ayah, ia sekaligus juga marah pada Tuhan. Sampai di sini mungkin jadi terdengar seperti sebuah klise yang sok romantis. Marah pada Tuhan? Film religi dengan premis seperti ini akan mudah tergelincir ke dalam teriakan-teriakan yang herois ala sinetron hidayah tentang orang yang bertobat.
Untungnya, Jujur Prananto sebagai penulis skrip bisa menahan diri untuk tidak terlalu mengikuti selera umum pada formula yang disebut sebagai "film religi". Memang, tak bisa dipungkiri, simbol-simbol Islam bertebaran dan bahkan menjadi napas film ini. Dan, bohong kalau sebagai film religi, film ini dibilang tidak berkotbah. Tapi, apapun yang dibayangkan orang tentang "film religi", 'Haji Backpacker' menampilkan dan mengemasnya dengan halus dan dalam takaran yang serba pas. Dialog yang biasanya menjadi beban yang menyiksa dalam film-film jenis ini, di film ini terasa wajar dan mengalir tenang.