Menyandang status seorang ibu bukan semata menjalani kodrat perempuan. Ibu memiliki peranan penting dalam keluarga yang juga disebutkan dalam AlQur'an maupun kitab lainnya.
Di balik peranan ibu, banyak proses tak mudah yang diraih. Salah satunya adalah merawat dan menjaga anak yang dilahirkan dari rahim sampai ia besar nanti. Halimah menyadari betul saat mulai merawat anak pertamanya yang sampai usia 3,5 tahun belum mengeluarkan satu kata pun untuk bicara.
Segala stimulasi dalam proses tumbuh kembang anak yang dipanggilnya dengan 'si kakak' sudah dilakukan. Akhirnya, Halimah harus ke dokter tumbuh kembang sampai psikolog anak. Perjuangannya tak berhenti di masalah tumbuh kembang saja, namun si kakak juga harus menjalani operasi otot leher sampai terapi ke dokter ortopedi anak dan di Jakarta hanya ada dua orang spesialis.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kepada detikcom, Halimah yang baru saja menerbitkan buku 'Setiap Luka Akan Pulih' menceritakan naik-turunnya menjadi seorang ibu.
"Aku kira lahirnya anak kedua lahir sudah pengalaman dengan si kakak, ternyata nggak dong. Umur 10 bulan belum tummy time juga. Harus fisioterapi lagi," katanya kepada detikcom ketika diwawancarai di kantor, kawasan Jalan Kapten Tendean, Jakarta Selatan, belum lama ini.
Halimah yang merasa mempunyai privilege sebagai warga Jakarta, punya sumber pengetahuan, biaya, dan keluarga yang mendukung keputusannya, masih saja merasa kewalahan ketika menjalani perannya. Akhir tahun lalu, Halimah mulai membuat konten video bagi para ibu.
Tak disangka, konten video pertamanya tembus sampai 100 ribu pengikut baru mengikutinya. Saban hari, Halimah mulai membuat konten video lainnya tentang dunia perempuan, para ibu sampai dunia parenting.
Di saat bersamaan, penerbit Gagasmedia mulai menggandengnya untuk menulis dan menerbitkan sebuah buku. Dari situ, lahirlah 'Setiap Luka Akan Pulih'.
"Makin ke sini, ternyata dunia parenting makin populer sebagai sebuah tema, jadinya berlanjut buat konten. Buku itu menerjemahkan dari banyaknya video yang dibuat menjadi format tulisan," kata Halimah.
"Dulu sih aku merasa kayak kaku ya, sudah terbiasa menulis sesuatu yang formal. Jurnal yang formal sekali tapi di buku ini aku menceritakan pengalaman jadi ibu, mengalami baby blues, didiagnosa post partum depression tapi sebelum itu aku juga sudah didiagnosa dengan depresi juga. Pengalaman hamil tidak menyenangkan sampai harus ke psikolog sampai umur 'si adek' itu 6 bulanan. Jadi memang banyak hal tentang dunia ibu yang aku ceritakan dalam buku ini," sambungnya.
Kini, dunia parenting terus dilakoni Halimah yang juga berprofesi sebagai kreator digital. Sejak awal berkecimpung di dunia anak menjadi guru sampai bekerja banyak hal, ia sudah diberikan petunjuk oleh Allah.
"Kayaknya aku punya gravitasi tersendiri dengan dunia anak-anak, jadi make sense ketika aku masih kecil berharap ada orang yang mau bantu aku, sekarang aku mau nolongin anak kecil yang mana saja deh. Hal itu yang membuat aku ambil kursus parenting online, Perkembangan Anak Usia Dini (PAUD), dan intens komunikasi dengan psikolog yang sampai sekarang jadi referensi buat aku," tukas pendiri Komunitas Lingkaran Aman tersebut.
(tia/pus)