One Piece: Red Paling Dinanti Nakama, tapi Rating di Jepang Kecil

Spotlight

One Piece: Red Paling Dinanti Nakama, tapi Rating di Jepang Kecil

Tia Agnes Astuti - detikHot
Selasa, 27 Sep 2022 13:13 WIB
Uta, salah satu tokoh utama dalam film One Piece: Red
Foto: istimewa/TOEI
Jakarta -

Bagi pencinta One Piece yang menyebut dirinya sebagai sebutan Nakama, tayangnya film One Piece: Red menjadi angin segar setelah terdampak pandemi hampir 3 tahun lamanya. Momentum penayangan One Piece: Red sejak 26 September di Indonesia membuat para Nakama melakukan gathering sampai nonton bareng (nobar) di berbagai kota Tanah Air.

Sepekan jelang penayangan di pekan lalu, nakama One Piece mengikuti nobar atas undangan sebuah jaringan bioskop. Ada Komunitas One Piece Indonesia (KOPI), Maniak One Piece (MOP), One Piece Indonesia (OPINA), One Piece Data Book (OPDB), Komunitas One Piece Tangerang Selatan (KOPTAS), One Piece Fans Club (OPFC) sampai Nakama Tangerang Kota (NAKATO).

Itu adalah momentum pertama nobar dan gathering para Nakama usai pembatasan sosial karena pandemi. Pengalaman saat press screening menjadi momen yang berharga bagi mereka.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Film One Piece: Red buat saya pribadi lebih dari sekadar film, ini momentum banget karena 3 tahun sudah tidak gathering atau acara secara offline. Kita berterima kasih sekali kepada Eiichiro Oda, tim, dan sutradara karena memunculkannya setelah pandemi, kita bisa ngumpul dan ngobrol bareng lagi di dalam studio," ungkap pendiri Komunitas One Piece Indonesia (KOPI), Ivan Tio Sadewo saat berbincang dengan detikcom di kawasan Ciputat, Tangerang Selatan, Senin (26/9/2022).

Film One Piece: Red baru dua hari tayang di bioskop-bioskop Indonesia. Tapi di negara asalnya, One Piece: Red masih menempati posisi nomor satu dan merajai Jepang selama 8 pekan berturut-turut.

ADVERTISEMENT

One Piece: Red juga meraup keuntungan triliunan rupiah di Jepang, sayangnya banyak nakama yang mengaku kecewa dengan adaptasi live-action yang mengisahkan tentang karakter bernama Uta, anak perempuan Shanks tersebut.

Kepada detikcom, Ivan Tio mengatakan rating One Piece: Red di Jepang hanya berkisar di angka 2/10. Angka itu cukup mengecewakan karena tiga film sebelumnya yakni One Piece: Strong World (2009), One Piece: Gold (2016), dan One Piece: Stampede (2019) mendapat sambutan meraih nakama dan diapresiasi tinggi sekali.

Ada beberapa alasan yang (mungkin) saja menjadi rating rendah. Menurut penuturan Ivan Tio, teman-teman komunitas sudah membaca review sebelumnya dari nakama di Jepang sampai mengetahui ratingnya.

Komunitas One Piece IndonesiaKomunitas One Piece Indonesia Foto: Komunitas One Piece Indonesia/ Istimewa

"Patokan kami di negara asalnya di Jepang, kami berpikir kenapa bisa sampai 2/10 apakah nanti berdampak ke penayangan di Indonesia. Ternyata memang film ini berbeda genre dari yang lain, genre-nya adalah musikal dan penuh dengan lagu, orang-orang Jepang kurang suka dengan musik dan lagu, mereka lebih suka taste action ala One Piece yang seperti biasanya," tutur Ivan Tio.

Saat dia bersama teman-teman komunitas lainnya menonton untuk pertama kalinya, ada banyak celetukan saat penayangan One Piece: Red. Seperti 'yah, nyanyi lagi', 'yah ada lagu lagi' sampai 'lagi berantem tiba-tiba nyanyi'.

Totalnya ada 10 lagu yang dinyanyikan si karakter utama Uta. Ketika ia sedang sedih maka Uta menyampaikannya dengan menyanyi, sama halnya saat senang, dan lain-lain.

"Nggak semua orang suka dengan genre musik. Mungkin itu yang membuat rating turun," sambungnya.

Alasan kedua, adalah tokoh bernama Shanks yang diketahui sebagai ayah Uta. Saat trailer tayang, seperti akan ada banyak masa lalu Shanks yang dimunculkan sehingga membuat nakama penasaran.

"Tokoh tersebut jarang banget muncul di manga, di film ini katanya bakal muncul karena kita melihat dari trailer. Hal itu membuat gambaran orang-orang mengira wah ini adalah filmnya dia, banyak fokus ke ke dia. Entah masa lalu, asal muasal ataupun latar belakangnya, yang terjadi tidak seperti itu," katanya sembari tertawa.

"Kemunculannya membuat gempar tapi yang kita kira powerful untuk film ternyata nggak kuat sama sekali," ucapnya.

Jika kamu ingin menonton One Piece: Red, lanjut dia, seharusnya sudah memprediksi genre filmnya tidak bakal sebanyak unsur action seperti sebelumnya. "Itu juga mungkin alasan dari nakama Jepang dan Indonesia yang sampai ngucap 'yah gitu doang', 'yah kecewa'. Tapi buat saya sih film ini enjoy banget dan ringan," tukasnya.

Bagaimana cerita Ivan Tio bersama komunitas One Piece Indonesia membuat nobar sampai mendatangkan sekitar 900 nakama? Simak artikel berikutnya ya.



Simak Video "Video: 3 Rekomendasi Arc Terbaik Versi Pecinta One Piece"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads