Dari Fotografi, Syaura Qotrunadha Bakal Bertualang ke Seni Rupa

Spotlight

Dari Fotografi, Syaura Qotrunadha Bakal Bertualang ke Seni Rupa

Tia Agnes Astuti - detikHot
Selasa, 13 Sep 2022 16:41 WIB
Syaura Qotrunadha di Museum MACAN Jakarta
Seniman Syaura Qotrunadha saat berbincang dengan awak media di Museum MACAN Jakarta, belum lama ini. Foto: Courtesy of Museum MACAN
Jakarta -

Seniman yang berdomisili di Yogyakarta, Syaura Qotrunadha, tengah memamerkan karya video art yang lolos seleksi menjadi nominator VH Award. Penghargaan seni media baru atau new media art yang memadukan antara seni dan teknologi itu membawa namanya melambung ke skena seni Asia.

Syaura bukan sembarang seniman muda. Malang melintang dalam skena seni Tanah Air, ia menjadi satu-satunya seniman asal Indonesia yang lolos seleksi dalam VH Award.

Kepada detikcom, Syaura menceritakan karyanya yang sedang dipamerkan di Museum MACAN hingga November 2022 itu bermula dari skrip atau naskah sederhana dan subtitel.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saat saya mengirimkan konsep karya, itu masih naskah dan test camera saja. Sejalannya residensi baru berkembang. Dari teks subtitel biasa, akhirnya jadi bagian dari grafik. Itu juga saya dapatkan dari residensi," kata Syaura, belum lama ini.

Syaura turut berkecimpung dalam skena seni rupa bermula usai lulus dari jurusan Fotografi ISI Yogyakarta. Saat itu, ia sudah mengeksplorasi banyak hal dengan aneka medium berkarya dan materialnya.

ADVERTISEMENT

Mulai dari memakai material kayu, kain, teknologi televisi sampai berbagai barang elektronik pernah dijelajahinya.

"Karena saya bosen dengan fotografi yang 'kotak' doang," katanya.

Menurut Syaura, setelah menjalani pendidikan secara formal banyak hal yang menjadi membosankan. "Akhirnya saya banyak main," kata perempuan yang sebelumnya juga pernah mengenyam pendidikan teknik mesin.

"Semoga nanti ambil Master Fine Art di London, belajar hal yang lebih menyenangkan. Semoga," katanya semringah.

Lewat karya video art yang sedang dipamerkan di Museum MACAN, ia mengatakan ingin publik bisa melihat segala sesuatu bukan hanya dari satu sisi. Tapi melihatnya dari berbagai lini hingga memutuskan sesuatu.

"Subyektif nggak apa-apa tapi maksudnya nggak cuma dari satu kacamata saja. Tapi dari masa lalu, masa sekarang, dan mungkin saja masa depan," pungkasnya.




(tia/dal)

Hide Ads