Sosok di Balik Viralnya 'Buku Panduan Melawan Sekolah'

Spotlight

Sosok di Balik Viralnya 'Buku Panduan Melawan Sekolah'

Tia Agnes Astuti - detikHot
Selasa, 19 Jul 2022 13:00 WIB
Muhammad Rafi Azzamy
Muhammad Rafi Azzamy, sosok yang berani mendobrak sistem sekolah di kota tempat tinggalnya. Foto: dok Muhammad Rafi Azzamy
Jakarta -

Kenapa siswa harus bangun pagi untuk pergi ke sekolah? Pertanyaan sederhana yang sudah mengendap di benak siswa dan siswi telah mengakar dan menjadi budaya menahun lamanya.

Padahal ada banyak sistem yang seharusnya dikritisi. Hal itu yang coba disampaikan oleh Muhammad Rafi Azzamy yang namanya viral setelah potongan video wawancara mengkritisi sistem sekolah itu viral di Twitter Indonesia.

Pekan lalu, namanya viral dan trending menempati nomor satu di jagat maya. Siapakah pria yang akrab disapa Rafi yang mengaku saat itu masih menjadi anak Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan berani mengatakan tidak menyukai sekolah?

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya juga tidak tahu kok bisa viral sampai membuat orang-orang marah di Twitter. Tapi saya fokus pada isu yang saya, semacam ilusif di balik kedisplinan. Bahwa kata disiplin beserta maknanya menempel pada pikiran kita dan itu yang saya bedah," ungkap Rafi kepada detikcom.

Rafi mengkritik mengapa 'kita harus bangun pagi', 'untuk apa kita masuk sekolah pagi'. "Di luar kewajiban agama untuk salat, harus salat subuh, dan kewajiban domestik membantu orang tua. Kenapa saya harus masuk pagi ke sekolah?" tegas Rafi.

ADVERTISEMENT

Pria kelahiran 2004 itu kembali mengkritisi, jika siswa tidak menjalankan aturan sekolah maka mendapat hukuman dimarahi.

"Saya nggak mengatakan untuk ditentang, tapi saya menegaskan untuk mengkritisi," lanjutnya.

"Kritisilah apapun yang ada di sekolah termasuk aturan kedisiplinan. Dan terserah kalian kamu menaati atau melawannya, itu poin utama saya. Nggak nyangka itu jadi heboh, padahal saya banyak mempertanyakan hal-hal itu, tapi malah dibilang 'Alah, kamu males bangun pagi, kok bisa mikir begitu'," kata Rafi.

Dari berbagai pemikiran tentang tidak menyukai sekolah dan mendukung sistem pendidikan Indonesia, Rafi merangkumnya menjadi sebuah buku yang berjudul Buku Panduan Melawan Sekolah. Buku yang segera terbit itu bukan sekadar omong-omong anak remaja yang baru gede dan segera menginjakkan kaki di bangku kuliah saja.

Rafi menjelma menjadi anak muda kritis yang mengkritik sistem pendidikan kita dan kultur ilusif yang tak ada manfaatnya.

Bagaimana cerita perjalanan Rafi dalam mengkritisi sekolah sampai mendapatkan ancaman lebih dari 5 kali? Simak artikel berikutnya ya.




(tia/nu2)

Hide Ads