Menyonisme sukses menarik pembaca komik strip di Instagram. Berbeda dengan konten lainnya, isi komik slice of life disukai para pembaca setianya.
Fikri Izzaldin asal Bandung yang diketahui sebagai kreator dari Menyonisme mengungkapkan alasannya memilih slice of life sebagai konten utama.
"Alasan utamanya dikarenakan lebih santai saja proses mencari ide dan merumuskan komiknya. Simpelnya sambil menjalankan kegiatan sehari-hari, ide bisa banyak datang sendiri," tuturnya kepada detikcom.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia menceritakan ada banyak bonus ketika membuat konten slice of life. Yakni menjadi berkaitan dengan cerita kehidupannya sendiri.
"Selain itu dari penokohan dan desain karakternya yang mukanya usil juga memang kurang cocok untuk dimainkan ke dalam genre lain seperti romance atau horor yang tone ceritanya lebih serius, jadi memang saya inginnya mengarah ke konten-konten ringan yang bisa dinikmati 'sambil jalan' gitu mungkin ya," tegasnya.
"Makanya genrenya sampai sekarang tetap di slice of life - comedy. Kalaupun mau ada campuran genre lain, seperti romance tipis-tipis pun tetap digandeng dengan komedi," sambung Fikri.
Dari banyaknya konten Menyonisme, Fiksi masih ingat beberapa konten yang digemari pembacanya. Salah satunya ketika 28 Februari ia mengunggah konten tentang pertanyaan tentang 'kontes adu harta'.
"Tunjukkan barangmu yang paling mewah," tulis Fikri.
Karakter menyon pun langsung menjawab, harta paling mewahnya adalah kotak pensil. Tak disangka, jawaban itu langsung membuat dirinya menjadi juara 1.
Atau ketika konten tentang seseorang siap bekerja dengan laptop terbarunya. "Yohoho! Akhirnya aku nyala! Aku siap bertugas! Gunakan aku! Kita kerja hari ini," tulisnya.
Tapi si menyon malah sibuk reahan sepanjang hari dari siang sampai malam sembari bermain telepon seluler.
Fikri menjelaskan konten-konten nyeleneh yang ada dalam kehidupan sehari-hari itu membuatnya disukai oleh pembaca setianya. Ada satu alasan utamanya.
"Selain sedang tren, komik-komik yang populer tersebut banyak juga yang menggunakan elemen 'pun' atau 'receh' dimana itu ternyata ampuh dan banyak disukai orang," pungkasnya.
(tia/dal)