Nama Iwan Effendi tak bisa dilepaskan dari kiprah Papermoon Puppet Theatre yang eksis melanglang buana dan mendunia. Perupa asal Yogyakarta itu adalah tukang boneka di kelompok teater Papermoon Puppet Theatre yang berdiri lebih dari satu dekade.
Lewat tangan Iwan Effendi-lah, boneka-boneka di Papermoon Puppet Theatre seperti yang dikenal publik sekarang. Boneka si Wajah Melamun tampak hidup dalam setiap panggung pementasan bersamaan dengan dramaturgi Maria Tri Sulistyani atau akrab disapa Ria.
Kepada detikcom, Iwan Effendi menceritakan formula Wajah Melamun sudah dibentuk sejak tahun 2010. Saat itu, ia membuat format yang dinilai cukup efektif untuk mengekspresikan berbagai pengadegan dalam Papermoon Puppet Theatre yang non-verbal.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Si Wajah Melamun ala Iwan Effendi |
"Wajah Melamun itu bebas punya makna apapun untuk mengekspresikan. Adegan senang tapi wajah sedih, atau sebaliknya. Itulah yang diwakili di atas panggung," ungkapnya kepada detikcom di RUCI Art Space, kawasan Little Tokyo, Blok M, Jakarta Selatan, Senin (12/10/2021).
![]() |
Terkadang, ekspresi wajah kosong atau melamun itulah, kata dia, yang paling diingat oleh para penonton.
"Di tengah itu (antara wajah senang dan sedih) yang paling enak diajak ngobrol. Wajah melamun itu mewakili itu semua sih," jelasnya.
Di pameran tunggal bertajuk Daydreaming Face, Iwan Effendi menampilkan belasan gambar tentang si Wajah Melamun, satu boneka yang biasa dipakai dalam pementasan Papermoon Puppet Theatre, satu karya seni instalasi site-spesific, dan satu animasi yang tengah dikembangkannya.
Baca juga: Karya Seni Iwan Effendi Mejeng di Singapura |
Direktur RUCI Art Space Gallery, Rio Pasaribu menerangkan penemuan Iwan Effendi atas wajah melamun bukanlah hal baru. Praktik ini sudah dimulai sang seniman sejak tahun 2008 dan menjadi pembahasan berbagai kritik seni.
![]() |
"Fakta bahwa gerak tubuh telah menjadi media yang tepat untuk menerjemahkan emosi dari karakter puppet berwajah melamun, sudah dibuktikan dari berbagai kesuksesan pertunjukan Papermoon Puppet baik di dalam maupun luar negeri, yang mampu menyentuh hati para penontonnya. Dalam memaknai wajah melamun tersebut, ada sisi lain yang mencuri perhatian kami sebagai galeri seni kontemporer," tukasnya.
Baca halaman berikutnya soal eksplorasi Iwan Effendi di pameran tunggal 'Daydreaming Face'.
Simak Video "Video: Melihat Pameran Karya Seniman Anak SD di Taman Ismail Marzuki"
[Gambas:Video 20detik]