Eksplorasi Iwan Effendi di Antara Wajah Melamun dan Teater Boneka

Spotlight

Eksplorasi Iwan Effendi di Antara Wajah Melamun dan Teater Boneka

Tia Agnes - detikHot
Selasa, 12 Okt 2021 16:12 WIB
Pameran Tunggal Iwan Effendi Berjudul Daydreaming Face di RUCI Art Space, Blok M, Jakarta Selatan.
Iwan Effendi menggelar pameran tunggal 'Daydreaming Face' di RUCI Art Space Gallery hingga 14 November 2021 Foto: Tia Agnes/ detikHOT
Jakarta -

Nama Iwan Effendi tak bisa dilepaskan dari kiprah Papermoon Puppet Theatre yang eksis melanglang buana dan mendunia. Perupa asal Yogyakarta itu adalah tukang boneka di kelompok teater Papermoon Puppet Theatre yang berdiri lebih dari satu dekade.

Lewat tangan Iwan Effendi-lah, boneka-boneka di Papermoon Puppet Theatre seperti yang dikenal publik sekarang. Boneka si Wajah Melamun tampak hidup dalam setiap panggung pementasan bersamaan dengan dramaturgi Maria Tri Sulistyani atau akrab disapa Ria.

Kepada detikcom, Iwan Effendi menceritakan formula Wajah Melamun sudah dibentuk sejak tahun 2010. Saat itu, ia membuat format yang dinilai cukup efektif untuk mengekspresikan berbagai pengadegan dalam Papermoon Puppet Theatre yang non-verbal.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Wajah Melamun itu bebas punya makna apapun untuk mengekspresikan. Adegan senang tapi wajah sedih, atau sebaliknya. Itulah yang diwakili di atas panggung," ungkapnya kepada detikcom di RUCI Art Space, kawasan Little Tokyo, Blok M, Jakarta Selatan, Senin (12/10/2021).

Pameran Tunggal Iwan Effendi Berjudul Daydreaming Face di RUCI Art Space, Blok M, Jakarta Selatan.Pameran Tunggal Iwan Effendi Berjudul Daydreaming Face di RUCI Art Space, Blok M, Jakarta Selatan. Foto: Tia Agnes/ detikHOT

Terkadang, ekspresi wajah kosong atau melamun itulah, kata dia, yang paling diingat oleh para penonton.

ADVERTISEMENT

"Di tengah itu (antara wajah senang dan sedih) yang paling enak diajak ngobrol. Wajah melamun itu mewakili itu semua sih," jelasnya.

Di pameran tunggal bertajuk Daydreaming Face, Iwan Effendi menampilkan belasan gambar tentang si Wajah Melamun, satu boneka yang biasa dipakai dalam pementasan Papermoon Puppet Theatre, satu karya seni instalasi site-spesific, dan satu animasi yang tengah dikembangkannya.

Direktur RUCI Art Space Gallery, Rio Pasaribu menerangkan penemuan Iwan Effendi atas wajah melamun bukanlah hal baru. Praktik ini sudah dimulai sang seniman sejak tahun 2008 dan menjadi pembahasan berbagai kritik seni.

Pameran Tunggal Iwan Effendi Berjudul Daydreaming Face di RUCI Art Space, Blok M, Jakarta Selatan.Pameran Tunggal Iwan Effendi Berjudul Daydreaming Face di RUCI Art Space, Blok M, Jakarta Selatan. Foto: Tia Agnes/ detikHOT

"Fakta bahwa gerak tubuh telah menjadi media yang tepat untuk menerjemahkan emosi dari karakter puppet berwajah melamun, sudah dibuktikan dari berbagai kesuksesan pertunjukan Papermoon Puppet baik di dalam maupun luar negeri, yang mampu menyentuh hati para penontonnya. Dalam memaknai wajah melamun tersebut, ada sisi lain yang mencuri perhatian kami sebagai galeri seni kontemporer," tukasnya.

Baca halaman berikutnya soal eksplorasi Iwan Effendi di pameran tunggal 'Daydreaming Face'.

Gambar Ketimbang Lukisan

Iwan Effendi menceritakan dia lebih senang menyebut karyanya sebagai gambar ketimbang lukisan. Gambar merupakan perilaku yang paling sederhana.

"Semua orang bisa menggambar tapi tidak semua orang bisa melukis. Aku menyebutnya sebagai gambar karena di satu sisi itu prilaku yang paling sederhana. Misalnya, guru berkata coba gambarkan gunung seperti apa, lebih enak diomong daripada coba lukiskan seperti apa," kata Iwan Effendi mencontohkan.

Seniman yang sebelumnya menggelar pameran tunggal berjudul Drawing withdrawing di Mizuma Gallery Singapura itu kembali menceritakan esensi dan makna dari 'gambar'.

Pameran Tunggal Iwan Effendi Berjudul Daydreaming Face di RUCI Art Space, Blok M, Jakarta Selatan.Pameran Tunggal Iwan Effendi Berjudul Daydreaming Face di RUCI Art Space, Blok M, Jakarta Selatan. Foto: Tia Agnes/ detikHOT

Gambar pula yang disebutnya sebagai pertemuan antara dunia ide dan nyata.

"Jadi yang pertama kali tercetus adalah gambar, mulanya Papermoon juga dari situ. Semua boneka, panggung pertunjukan juga dimulai dari gambar," tegasnya.



Simak Video "Video: Melihat Pameran Karya Seniman Anak SD di Taman Ismail Marzuki"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads