Hysteria, Laboratorium Tempat Para Seniman Semarang Eksis

Spotlight

Hysteria, Laboratorium Tempat Para Seniman Semarang Eksis

Tia Agnes - detikHot
Selasa, 24 Nov 2020 13:04 WIB
Komunitas Hysteria Asal Semarang, Jawa Tengah
Komunitas Hysteria asal Semarang Foto: Media Art Globale/ Komunitas Hysteria
Jakarta -

Berbicara soal para pelaku seni kreatif kota Semarang, Jawa Tengah, pastinya teringat akan Hysteria. Komunitas kolektif yang kini menjadi laboratorium para seniman di kota tersebut masih eksis di usia yang sudah remaja.

Hysteria yang menjadi laboratorium bersama para seniman multidisplin terbentuk pertama kalinya pada 11 September 2004. Setahun berikutnya, Hysteria berubah menjadi kelompok dan mendeklarasikan diri sebagai laboratorium atau hub di 2011.

Bermula dari zine yang diproduksi terbatas, Hysteria kini punya beragam acara dan terjun langsung ke masyarakat di sekitarnya. Di sela-sela pameran virtual Media Art Globale 2020 yang berlangsung virtual, Hysteria unjuk gigi ke kalangan internasional.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

detikcom pun berbincang dengan Direktur Hysteria, Adin, soal kolektif yang membumi sampai karya pengarsipan beragam poster selama 16 tahun belakangan.

Adin menceritakan di masanya, Semarang tidak punya ruang berekspresi untuk mahasiswa sastra. Hysteria muncul dengan produksi zine selama setahun sampai menjadi tempat berkumpulnya pelaku seni rupa, musik, teater, antropologi, dan lain-lain.

ADVERTISEMENT

"Sampai sekarang kami juga fokus pada isu perkotaan. Kalau ditanya orang kami sebenarnya concern ke mana, kami ada banyak project tapi memang ada satu kalimat yang menggambarkan kami yaitu laboratorium creative impact hub atau ruang kreatif bersama," tutur Adin ketika diwawancarai detikcom.

[Gambas:Instagram]



Sebelum kata 'hub' menjadi booming sejak tahun 2014, Hysteria di Semarang sudah menggunakan kata tersebut.

"Laboratorium bersama itu jadi membuat kita berjejaring dan berdampak ke masyarakat," ungkap pria yang juga menjabat sebagai Ketua Ekonomi Kreatif di Jawa Tengah tersebut.

Dari situ, Hysteria mengeksplorasi aneka isu, dari kampung, perkotaan, pesisir, budaya, sampai tradisi budaya dengan tipografi berbeda.

Uniknya, Hysteria juga menginisiasi art space bernama Grobak Art Kos yang difungsikan sebagai ruang tema. Grobak Art Kos juga menjadi angkringan tempat jualan nasi kucing setahun sebelumnya.

Ruang virtual Hysteria bisa diintip lewat akun Instagram @grobakhysteria. Simak artikel berikutnya ya!




(tia/doc)

Hide Ads