"Namanya Lasmi, kuntilanak merah yang jagain adek perempuan gue sejak 2013 saat dia kuliah di salah satu sekolah desain di Bandung," cuit pria dengan nama akun @falenzaman di Twitter.
Thread cerita horor yang dipublikasikan pada 26 Maret 2020 itu viral di Twitter. Falen Zaman sebagai pengisah dari kisah Lasmi yang juga editor buku di penerbit Mediakita menceritakan tentang Lasmi.
Thread yang viral di-retweet lebih dari 60 ribu dan dikomentari 7.500 followers mengagetkan pengikut Twitter. Kisah tentang Lasmi kini dibukukan dan segera terbit dalam waktu dekat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kepada detikcom, Falen Zaman menceritakan kisah sosok kuntilanak merah yang menjadi pengawas dari adik perempuan yang bernama Ara itu melindungi sejak kecil.
"Ada kaitan dengan background keluarga, dengan karuhun (leluhur) turun temurun. Sifatnya Lasmi melindungi Adik, karena dia kan indigo dan sering diganggu oleh mereka yang tak kasat mata," tutur Falen ketika mengobrol soal novel Lasmi, belum lama ini.
Adik Falen Zaman (Ara) dan Lasmi bertemu sejak 2013 ketika mengenyam pendidikan di salah satu universitas di Bandung. Tak jauh dari kosan tempat Ara, ada sebuah pohon mangga besar yang menjadi tempat bagi Lasmi bersemayam.
Falen menceritakan Lasmi merupakan seorang sinden yang hidup di zaman penjajahan Belanda. Saat berusia 12 tahun, Lasmi yang cantik dan ayu bertemu dengan kekasih hati bernama Asep.
Keduanya pun menikah. Tapi setelah menikah selama 5 tahun, Asep dan Lasmi tidak juga dikaruniai momongan. Masyarakat sekitar meggunjing kalau Lasmi adalah perempuan mandul.
Di usia pernikahan ke-10, Lasmi akhirnya mengandung anak pertamanya. Tapi kisah tragis kembali terjadi di kehidupan Lasmi, ia tiba-tiba saja meninggal.
Kisah tragis Lasmi yang haru itu membuat Falen dan Ara tertarik menceritakannya di media sosial. "Ketika jadi medium, saya dan Lasmi ngobrol banyak, tapi sepotong-potong terus. Kayak orang mau curhat tapi malu. Senyam-senyum, ada apa sih," kenang Falen.
Tak disangka dari Thread panjang yang viral itu, sampai kisah cintanya ditulis, ternyata pembaca menyukai ceritanya tersebut.
"Pada dasarnya nggak mau dipaksa untuk cerita. Kata dia, kalau ujang (Falen) mau dengar cerita Teteh ya kamu tunggu saja karena semasa hidupnya begitu menyedihkan dan menyakitkan. Termasuk dia yang punya perasaan dan membuat kami yang menuliskan merasa sedih dan sakit, akhirnya jadi Thread panjang dan viral," katanya.
Kali ini spotlight culture detikcom bakal membahas mengenai novel Lasmi yang diterbitkan oleh Mediakita. Simak artikel berikutnya, ya!
(tia/dar)