Film yang terlihat menarik disaksikan tak hanya bersandar pada cerita. Dari konsep skenario, cerita diwujudkan lewat akting yang diperkaya dengan set, latar hingga kostum pemainnya.
Tahun 2020 ini misalnya, Oscar menempatkan jumlah film yang tak sedikit disaingkan dalam nominasi kostum terbaik. Penghargaan akhirnya jatuh kepada penata busana asal Inggris, Jacqueline Durran yang menangani kostum film Little Women yang kisahnya berlatar tahun 1832.
"Kostum itu memang menjadi penanda waktu yang sangat penting. Film-film modern pun bisa memakai set dan properti kuno tapi kalau kostum benar-benar menandakan waktunya. Karena fesyen kan selalu berubah, selalu progresif selalu dinamis," ungkap Retno Damayanti.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di Indonesia, penata kostum dipandang Retno belum menerima banyak sorotan. Ia pernah menyampaikan kegelisahan soal ini ketika dirinya menerima piala Citra pertamanya.
"Di kita lambat, bahkan di kalangan orang film sendiri, kostum dianggap bukan yang utama. Tapi bagaimana, mencoba menggambarkan karakter, tokoh. Cuma dengan akting? Dengan kostum, kita bisa menilai seseorang bagaimanapun dari covernya. Cover itu menjadi sangat penting bagi seorang tokoh," tutur Retno.
Menata kostum lewat riset
Butuh tahu lebih banyak sejarah bagi seorang penata busana di film. Terlebih ketika terlibat dalam proyek film-film periodik.
Retno Damayanti berulang kali terlibat dalam pembuatan film bertema periodik itu dari biografi hingga sejarah. Riset menjadi hal utama yang dilakukannya ketika menerima tawaran terlibat dalam film-film seperti ini.
Yang disayangkan Retno adalah minimnya data tentang sejarah masa lalu di Tanah Air. Satu-satunya yang lengkap memiliki data tentang sejarah Indonesia di masa lampau diungkapkan Retno ada di Belanda.
"Minimnya data-data yang kita punya itu susah sekali. Seperti data-data visual, itu susah. Kita mencoba ke perpustakaan, dan sebagainya kita memang tidak punya ya. Kalau mau kita harus ke Belanda, dia punya museum dan museumnya sangat lengkap untuk koleksi Asia, terutama Indonesia," ungkap Retno.
Selain itu, seorang penata busana juga mendalami naskah dari film di mana ia terlibat. Hal ini membantu mengembangkan karakter kostum yang akan diberikan pada aktor yang memerankan tokoh tersebut di depan kamera.
"Makanya saya juga suka nanya, tokoh ini rumahnya seperti apa. Mobil yang dia pakai gimana. Karena bagaimanapun, kostum yang dikenakan seseorang kan mencerminkan kelas, kasta yang ditampilkan," imbuh Retno.