Sebuah film tak akan hidup hanya lewat cerita serta akting para aktornya. Departemen seni dalam sebuah produksi film, salah satunya penata kostum juga memegang andil memberi napas pada film secara visual.
Di Indonesia, ada Retno Damayanti yang dikenal sebagai salah satu penata busana terbaik di industri perfilman.
Wanita kelahiran April 1972 ini memberi sentuhan lewat busana yang dikenakan para aktor di sejumlah film. Sudah tak terhitung produksi film di mana Retno Damayanti terlibat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Beberapa di antaranya membawanya menerima penghargaan Festival Film Indonesia. Yang teranyar, ia menerima Piala Citra lewat Kucumbu Tubuh Indahku, besutan Garin Nugroho.
"Saya lulusan Sastra Prancis, tapi karena sejak kecil saya suka film, pengetahuan soal kostum dan busana diam-diam masuk menjadi pengetahuan buat saya," ungkapnya saat dihubungi detikcom belum lama ini.
Selain makeup juga set atau latar, kostum dapat menjadi penanda waktu dari kisah sebuah film yang tak jarang menceritakan tentang masa lalu. Hal-hal ini seringkali terlihat dalam film-film periodik atau sejarah yang kerap ditangani oleh Retno.
Film-film yang pernah melibatkan Retno Damayanti sebagai penata busana di antaranya Soekarno, Tjokroaminoto, Sang Pencerah hingga Soegija dan Kartini.
"Saya memang banyak terlibat di film-film periodik atau sejarah. Rasanya sesuai juga karena saya juga menyukai sejarah. Tapi banyak tantangan ketika kita bikin film-film seperti ini," tutur Retno Damayanti.
Retno menaruh perhatian lebih pada dunia penata busana di balik layar. Selama ini, penata busana dinilainya masih belum menerima tempat dan penilaian yang semestinya.
Retno Damayanti pun menuturkan hal ini menjadi suka duka yang ia alami selama menjalani kariernya ini. Simak penuturannya di artikel Spotlight berikutnya!
(doc/dal)