Di sela-sela kunjungannya tersebut, Nasirun menceritakan mengenai label 'seniman gorengan' yang disematkan padanya. Sejak 1997 silam, nama Nasirun memang booming.
Lukisan-lukisannya pun dibeli kolektor mancanegara. Apapun karya yang dihasilkan Nasirun saat itu laku keras dan disukai. Namun, apakah label tersebut masih ada sampai sekarang?
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Menelusuri 'Harta Karun' Pelukis Nasirun |
"Di tahun 1997, saya termasuk yang dibilang seniman gorengan. Sekarang saya merasa keberhasilan itu salah satu yang membuat laku dan sekarang saya merasa berbalik 100 persen," ujarnya kepada detikHOT.
Padahal Nasirun sama sekali tidak berpikir tentang pasar seni. Ia hanya fokus berkarya, melukis dan melukis lagi.
"Saya termasuk yang 'saruh' tentang pasar. Belakangan ini saya agak sedikit mau bikin yang monumen-monumen. Saya senang karya yang agak spekta-lah, karena menimal saya menyemangati diri sendiri. Syukur-syukur bisa memberikan semangat pada publik," katanya.
Saat momen stagnan tersebut, Nasirun mengeksplorasi medium dan teknik lebih mendalam lagi.
"Saya berpikir saya harus membuat karya yang minimal bisa menyemangati diri sendiri. Saya belajar menertawakan diri sendiri," tukas dia.
Bagaimana kelanjutan penuturannya? Simak artikel berikutnya.
Baca juga: Nasirun: Sketsa Jadi Barang Berharga |