Cerita Radhinal Indra Terinspirasi Sains dalam Berkarya

Spotlight

Cerita Radhinal Indra Terinspirasi Sains dalam Berkarya

Tia Agnes - detikHot
Selasa, 07 Nov 2017 14:20 WIB
Cerita Radhinal Indra Terinspirasi Sains dalam Berkarya Foto: Tia Agnes/ detikHOT
Jakarta - Nama Radhinal Indra mungkin terbilang baru dalam ranah seni rupa Tanah Air. Setelah berprofesi sebagai graphic designer selama 4,5 tahun, lulusan dari Graphic Design Institut Teknologi Bandung (ITB) ini beralih profesi menjadi seniman.

Pria kelahiran 1989 silam itu menjadi seniman full time sejak tiga tahun yang lalu. Dalam berkarya, dia kerap terinspirasi dari ilmu pengetahuan alam atau sains, astronomi, dan hal-hal yang bersifat matematika.

Bagaimana latar belakang proses kreatif Radhinal sehingga terinspirasi oleh sains?

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kepada detikHOT, dia menceritakan mengenai hal tersebut. "Ada banyak hal di sci-fi yang membuat saya penasaran bagaimana sesuatu bekerja, misalnya hal-hal fiksi seperti anti-gravity gun, lasers-sword, kecepatan cahaya, aliens, dan lain-lain. Hal ini yang membuat saya mencari tahu dan mengantarkan saya ke banyak ensiklopedia anak-anak. Seingat saya rasa minatnya tumbuh dari situ," katanya.



Tak hanya orangtua dari latar belakang sains saja, namun guru-guru ilmu pengetahuan di sekolahnya juga menyenangkan. Mereka kerap bercerita seperti dongeng dan penuh imajinatif.

Cerita Radhinal Indra Terinspirasi Sains dalam Berkarya Cerita Radhinal Indra Terinspirasi Sains dalam Berkarya Foto: Dok.Radhinal Indra


Selama delapan tahun pula, dia mengikuti les matematika dengan suka cita. Kondisi yang akrab dengan ilmu pengetahuan tersebut terlihat dalam karya-karyanya. Contohnya saja, karya berjudul 'Telemicroscopic yang dilukis di atas pelat alumunium.

Dia menggabungkan antara benda-benda yang dilihat melalui teleskop dan mikroskop yang punya kemiripan komponen. Komponen yang ada di planet Mars dilukis berdampingkan dengan jaringan yang ada di tissu, sel darah merah, lidah, sperma, dan lain-lain.

Di karya 'Meat and Moon' yang masih menggunakan material yang sama juga mempertanyakan dampak dari peristiwa bulan purnama dengan aktivitas di bumi. Atau 'Ferrum Ferrum Ferrum' yang menelisik antara analogi Mars dan darah manusia, di keduanya terdapat komponen zat besi yang sama-sama terhubung.

Menurutnya ada dua peristiwa masa kecil yang masih dikenang tentang astronomi. Salah satunya adalah tempat tinggal yang dekat dengan pantai.

"Ke pantai itu hanya 10 menit dari rumah. Nelayan di tempat kami menunggu sampai bulan purnama untuk mendapatkan tangkapan ikan lebih banyak. Di situ membuat saya lebih penasaran lagi apa hubungan binatang dengan benda langit yang sangat jauh di sana," pungkasnya.

Simak artikel berikutnya!


(tia/nu2)

Hide Ads