Dilema Denada, saat harus memilih bekerja ke Indonesia atau tetap menemani sang anak di Singapura. Semua berkecamuk dalam hati dan pikiran Denada.
Situasi saat ini membuat Denada harus berpikir keras sebagai orang tua tunggal. Sampai akhirnya tiba, di titik dirinya harus memutuskan untuk tetap bekerja mencari uang atau tetap di Singapura bersama sang anak.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Aku pernah sampai istikharah bermalam-malam. Aku ada sebuah pekerjaan, Mbak pasti tahulah aku butuh sekali uang itu. Aku butuh sekali pekerjaan itu, aku butuh sekali duitnya, aku butuh sekali untuk seperti sekarang ini," ungkap Denada kepada detikcom saat berbincang melalui telepon.
"Tapi aku dihadapkan pada satu risiko kalau aku pulang ke Indonesia, sementara aku meninggalkan anakku sendiri di sini. Sementara di sini, wabahnya mulai naik. Jadi aku harus menjaga keselamatan anakku," imbuhnya.
Denada dengan tegas, tak bisa mengambil risiko meninggalkan sang anak yang masih harus menjalani pengobatan kanker darah di Singapura. Itu adalah pilihan yang sulit untuk Denada.
"Sulit banget sampai aku benar-benar bermalam-malam istikharah sampai akhirnya, 'Yasudah ini memang yang harus aku jalani'. Jadi memang pusingnya, bingungnya ada karena kita semua nggak ada yang bisa nebak berapa bulan lagi masa ini akan berjalan," beber Denada.
(pus/wes)