Antara 'Mantra Mantra' Kunto Aji dan Kesadaran Kesehatan Mental

Antara 'Mantra Mantra' Kunto Aji dan Kesadaran Kesehatan Mental

Dyah Paramita Saraswati - detikHot
Kamis, 28 Nov 2019 20:57 WIB
Foto: Pradita Utama
Jakarta - Kesadaran mengenai kesehatan mental di 2019 telah jauh berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Hal tersebut kini tidak lagi menjadi hal yang tabu untuk diperbincangkan.

Pentingnya kesehatan mental kini telah menjadi perhatian dan dianggap sama pentingnya dengan kesehatan fisik. Mereka yang melakukan konseling pada psikolog dan psikiater tidak lagi terpinggirkan maupun harus merasa malu.

Kondisi tersebut tidak dibangun dengan mudah. Ada sejumlah peristiwa yang akhirnya membentuk kesadaran mengenai pentingnya kesehatan mental.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Produk budaya pop yang menyuarakan tentang itu menjadi salah satu faktor pendukungnya. Dari sekian banyak produk budaya pop yang lahir dan membicarakan mengenai kesehatan mental, album 'Mantra Mantra' (2018) dari Kunto Aji menjadi salah satu yang terpenting.

Album tersebut begitu sukses dan mendapat respon positif dari para pendengar. Pengakuan itu semakin dikukuhkan oleh dimenangkannya album itu di ajang Anugerah Musik Indonesia 2019 untuk kategori Album Terbaik Terbaik.

"Mungkin album gue hanya sebagai trigger saja sih. Sebenarnya, dari dulu, mungkin sudah banyak orang yang ngomong (soal kesehatan mental), tapi gue hanya sebagai amplifier. Mungkin sekarang membicarakan hal itu jadi tidak tabu lagi dan memang misi gue itu," ujar Kunto Aji.

Sudah sejak album itu dikeluarkan, Kunto Aji memang bermaksud ingin menyampaikan pesan pada pendengarnya agar tidak ragu mencari bantuan profesional apabila memiliki masalah yang terlampau berat untuk dipikul sendirian.



Akan tetapi, menurutnya, karya musik tidak selalu harus memiliki tanggung jawab yang besar sebagai menyampaikan pesan.

"Musik punya perannya di kehidupan dan tubuh kita air, frekuensi bisa bergetar di tubuh kita, dan musik bisa sepositif itu. Musik bisa negatif, tapi musik juga bisa bikin kita senang," ungkapnya.

Kunto Aji mengenang, ketika membuat album tersebut, ia berkaca pada pengalaman pribadinya. "Gue menjalani psikoterapi juga, menjadi caretaker juga," ucapnya.

Dalam penggarapannya, ia sempat merasa ragu dan berpikir terlalu keras. Perasaan gelisah mengenai hasil dari album keduanya itu kemudian ia tuangkan dalam mini album 'Overthink' yang berisikan versi demo dari lagu-lagu di album 'Mantra Mantra'.

Perasaan tersebut juga yang melatarbelakangi dibuatnya lagu 'Sulung' dan 'Bungsu' yang pada akhirnya memberikan dirinya rasa ikhlas untuk menerima apapun hasil dari album keduanya itu.

"Album kedua cukup menakutkan, gue jadi nggak santai. Ketika ingin mencapai suatu titik, itu justru malah susah," kisahnya.

Ketika Kunto Aji belajar mengikhlaskan dan albumnya rampung, justru album keduanya berhasil dan memperoleh apresiasi sebagaimana yang ia harapkan.

"Itu juga spirit yang ada di album ini dan itu juga jadi spirit yang mempertebal lagi," tuturnya.





(srs/dal)

Hide Ads