Dari bola berwarna putih, lalu agak muncul kemerah-merahan, hijau, biru tua hingga merah bata. Bola-bola tersebut menceritakan simbol dari berbagai warna air sungai yang ada di kota Bandung.
Selama 14 hari, Andrita melakukan riset ke Sungai Citarum, Citarik, Cikapundung hingga Cigondewah. Suatu hari saat sedang meriset sampel suara sungai, dia melihat warna sungai yang didatanginya berbeda.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Dengan menyentil isu lingkungan, Andrita ingin membawa persoalan tersebut ke ranah publik. Namun mengkritik yang beretika dan terkesan 'lembut' yaitu lewat karya seni.
"Sebenarnya yang hancurin alam itu diri kita sendiri. Dari sungai itu kan sampai ke laut, ada ikan, ikan dimakan manusia. Ekosistemnya kan terus seperti itu yah, predator paling mengerikan kan manusia itu sendiri," terangnya.
"Semakin maju zaman bukan manusia semakin maju tapi prilaku semakin mundur. Saya tunjukkin dengan perubahan ini, dengan segala teknologi yang ada. Makin hancur ya, seharusnya dengan mengembangkan teknologi bukan membuat sekitarnya (lingkungan) semakin mundur," tukasnya.
Simak artikel berikutnya.
(tia/dar)