"Dari tahun 2003, kami sudah berhasil mengumpulkan 1.100 karakter lokal. Dimulai dari tahun 1954 yang booming 'Sri Asih'. Tadinya dicetak dua ribu langsung pindah oplah ke 20 ribu dan penyebaran di seluruh Indonesia. 'Sri Asih' difilmkan di tahun yang sama dan inilah awal kebangkitan komik kita," ujar Andy Wijaya, Commercial General Manager Bumilangit Entertainment Corpora, saat diskusi di Perpustakaan Nasional, Senin (2/9/2019).
Andy kembali melanjutkan soal komik 'Si Buta dari Gua Hantu' yang terbit 1965 dan masuk dalam IP yang dikelola Bumilangit. Menurut Andy, di era setelah tahun 1965 banyak lahir genre roman dan legenda.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
"Komikus Ganes Th membuat satu komik 'Si Buta dari Gua Hantu' yang begitu fenomenal, sehingga genre yang tadinya roman jadi genre silat. Lahirlah tokoh komik silat, Jaka Sembung, Panji Tengkorak yang juga lahir di tahun 1968. Industri komik kembali bergeliat dan 'Si Buta' diangkat ketujuh film dan dibuatkan sinetron," terang Andy.
"Di tahun 1969, lahir lah jagoan 'Gundala' karya Hasmi. Di masanya dia begitu dikenal generasi muda. 'Gundala' bukan tokoh pertama yang dibuat Pak Hasmi, dia bikin 'Maza' dulu baru 'Gundala'. (Ternyata) Lebih populer ini dari Maza. Tahun ini juga menjadi 50 tahun kemunculan 'Gundala'," kata Andy.
Karakter-karakter tersebut yang coba dikumpulkan tim Bumilangit untuk dikelola. Bumilangit pun mencoba menghadirkan karakter tersebut dalam bentuk lebih modern dengan kelihaian komikus lokal.
Andy mengumpamakan sebagai meneruskan warisan tokoh-tokoh lama dengan para talenta yang begitu populer di industri komik Indonesia. Ada Is Yuniarto, Oyasujiwo, Iwan Nazif, Imansyah Lubis, Ardian Syaf sampai Annisa Nisfihani yang kini tengah menggarap komik 'Virgo' di platform Webtoon Indonesia.
Litbeat Festival 2019 menghadirkan 70 narasumber dari dalam dan luar negeri dan mengisi puluhan sesi talkshow di Perpustakaan Nasional Indonesia.
(tia/mau)