'Den Kisot' dari Tanah Pasundan

'Den Kisot' dari Tanah Pasundan

Tia Agnes - detikHot
Minggu, 14 Jul 2019 14:31 WIB
Foto: Doc. Komunitas Salihara/Witjak Widhi Cahya
Jakarta - Pria memakaI setelan jas dengan kumis nyentrik muncul ke atas panggung. Dengan bersemangat, ia berlagak seperti utusan dari Miguel de Carventes, penulis novel 'Don Quijote'.

"Beliau mohon maaf tidak bisa datang, bukan karena sakit tapi karena sudah meninggal lebih dari 400 tahun yang lalu. Beliau minta pengertian dari Anda sekali. Karena sudah meninggal 400 tahun yang lalu kesulitan masuk ke Indonesia," ujar pria yang bernama Darto tersebut.

Cerita berlanjut ketika Darto sebagai narator menceritakan kisah hidup Cervantes hingga merilis dua jilid buku yang laris manis. "Hidupnya jadi lumayan, tapi itu tidak lama. Ia kembali miskin sampai meninggal dan makamnya tidak diketahui orang," ujar Darto.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT



Seketika ia mengakhiri kalimatnya, Cervantes muncul dalam penampakan boneka kayu. Suara yang dimunculkan dalang itu layaknya seorang Cervantes.

"Hei Mang Darto. Saya ini Cervantes, jangan kepanjangan ngomongnya," kata dalang dalam pementasan 'Den Kisot'.

Alkisah dalam lakon, Don Quijote atau Don Kisot atau panggilan Den Kisot dari tanah Sunda akan pergi berperang melawan kebathilan dan hoax. Ia dianggap 'majnun' atau gila karena terlalu banyak membaca novel-novel fantasi. Kabar itu tersiar.

Pertunjukan 'Den Kisot' di Komunitas SaliharaPertunjukan 'Den Kisot' di Komunitas Salihara Foto: Doc. Komunitas Salihara/Witjak Widhi Cahya


Pendeta marah dan segera mengecek rumah Den Kisot. "Buku-buku ini harus segera dibakar," ujar pendeta tersebut.

Pembakaran buku-buku fantasi itu membuat Den Kisot makin berang. Ia yang gemar mengkhayal dianggap gila oleh warga di kampungnya. Sementara itu, ia bertemu dengan Sancho dan mengajak untuk pergi ke Spanyol.

Di Spanyol, Den Kisot kembali dianggap 'majnun'. Dia merasa melihat perempuan cantik yang bernama Dulcenia dan berniat naik ke atas langit dengan kuda putihnya.

Pertunjukan 'Den Kisot' di Komunitas SaliharaPertunjukan 'Den Kisot' di Komunitas Salihara Foto: Doc. Komunitas Salihara/Witjak Widhi Cahya


Naskah 'Den Kisot' diambil dari novel 'Don Quijote' yang ada sekitar seribu halaman. Alur cerita yang kompleks diakui sutradara dan penulis naskah Endo Suanda tidak dimasukkan ke dalam cerita.

"Don Kisot atau Den Kisot ini orang yang suka berkhayal namun isinya kami bikin sangat meng-Indonesia. Tidak bisa kamu ambil dari cerita aslinya, alurnya terlalu kompleks. Kita sederhanakan agar tidak terlalu berbelit-belit," ujarnya ketika diwawancarai detikHOT.

Guyonan segar khas Indonesia pun terasa dalam pertunjukan. Ada guyonan soal es, Siti Badriah hingga isu pembakaran buku yang juga pernah terjadi di Indonesia.


Pertunjukan 'Den Kisot' di Komunitas SaliharaPertunjukan 'Den Kisot' di Komunitas Salihara Foto: Doc. Komunitas Salihara/Witjak Widhi Cahya


Selama 90 menit, penonton berdecak kagum dengan guyonan dalam lakon, akting narator dan dalang yang terasa menyatu hingga unsur kontemporer di musim dan pemanggungan. Di akhir cerita, ada karakter Sayid Hamid yang dimasukkan.

"Pena telah selesai, darah berhenti. Tinta mengering, buku-buku sudah terbakar. Awalan harus berakhir. Lahir ujungnya di sini. Dalang bukan segalanya, dalang bukan segalanya," tukas narator.

Pentas 'Den Kisot' digelar hari ini pukul 13.00 WIB. Festival Don Quijote pun masih berlangsung hingga sore hari.





(tia/wes)

Hide Ads