Proses penggarapan dan penerjemahan novel 'Don Quijote' dimulai 3 tahun lalu. Kedubes Spanyol di Indonesia memulai proyek kerjasama dengan Yayasan Pustaka Obor Indonesia serta menggaet Apsanti Djokosujatno sebagai penerjemah.
"Selama 3 tahun cukup banyak kendala. Menerjemahkan sekitar seribu halaman jadi hal yang besar," ujar Kartini Nurdin dari Yayasan Obor saat jumpa pers, Rabu (10/7/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kepala Aula Cervantes Jakarta, Javier Serrano Aviles, mengapresiasi novel 'Don Quijote' yang akhirnya terbit dalam bahasa Indonesia.
"Terjemahan bahasa Korea, Italia, Jerman, Tagalog, Prancis dan bahasa-bahasa lainnya sukses diterjemahkan. Inilah yang akan dirayakan akhir pekan ini," katanya.
Javier menuturkan novel termasyhur di dunia itu tak hanya melampaui bahasa dan sastra Spanyol saja. Tapi juga memicu pergerakan di banyak negara.
"Ini adalah warisan budaya buat kami tapi juga milik dunia. Bahkan novelnya dipelajari dan masuk kurikulum di kampus-kampus," ungkap Javier.
'Don Quijote' dianggap sebagai novel yang kompleks dan ada banyak narasi di dalamnya. "Yang terpenting adalah karakter dan ada overlapping realitas dan fiksi, itu yang akan ditemukan para pembaca ketika membacanya," tukasnya.