Sejak 1998 silam, fotografer Choi masuk tiga kali ke Zona Demiliterisasi (DMZ) untuk mengabadikan suasana di kawasan tersebut. Sebagai warga sipil pertama yang diizinkan oleh Pemerintah Korea, Choi pun menyiapkan surat wasiat sebelum ke DMZ.
Sebelum menyambangi Ibu Kota, hasil jepretannya telah dibawa tur keliling ke berbagai negara. Misalnya di Markas Besar PBB, Museum Fotografi Tokyo, Museum Aomori Hokodamaru, Museum Kota Hawaii hingga Olimpiade Musim Dingin Pyeongchang 2018 lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Di pameran yang ke-45, ia menghadirkan 45 karya foto dan video. Karya-karya utamanya di antaranya adalah 'Berharap mekarnya bunga perdamaian', 'Jembatan Kebebasan', 'Keheningan Pohon Pinus Tua', dan lain-lain.
Lewat pameran fotografi 'Korea's DMZ in Search for the Land of Peace and Life', fotografer Choi ingin menyampaikan pesan perdamaian Semenanjung Korea pada seluruh dunia.
"Semoga pameran ini dapat diangkat sebagai batu pijakan agar DMZ dapat didaftarkan sebagai warisan budaya dunia UNESCO, dan juga semoga membawa perdamaian abadi di Semenanjung Korea," ujarnya, Kamis (27/6/2019).
![]() |
Direktur KCC Indonesia, Chun Youngpoung menuturkan adanya pameran fotografi karya Choi semoga dapat mempererat hubungan dengan Indonesia.
"Saat ini Indonesia menjadi salah satu mitra penting bagi Korea dalam implementasi Kebijakan Baru Arah Selatan. Saya berharap melalui pameran ini dapat mempererat hubungan dan memperluas pertukaran budaya antar dua negara," ungkap Chun Youngpoung yang juga Atase Media dan Kebudayaan Kedutaan Besar Republik Korea di Indonesia.
Tonton Video Lihat Serunya Pemeran Foto ala Travel Vlogger Alexander Thian:
(tia/nu2)